HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan bahwa Prabowo Subianto bukan tipikal orang yang doyan menyimpan dendam atau kebencian kepada siapapun. Apalagi dalam urusan politik praktis.
“Pak Prabowo tidak pernah menyimpan dendam, menyimpan benci. There is no personal feeling in politics. Jadi itu yang selalu disampaikan oleh Pak Prabowo,” kata Dahnil dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (21/2).
Bahkan ketiak Immanuel Ebenezer yang datang ke kediaman Prabowo Subianto untuk menyatakan siap mendukung pencalonan sebagai Presiden di Pilpres 2024, jelas sangat diterima dengan baik.
Padahal sebelumnya, Noel masih cukup berseberangan dengan politik Prabowo Subianto saat masih memimpin relawan Ganjar Pranowo Mania (GP Mania).
“Ketika Noel hadir, bahkan siapapun, mungkin ketika Mas Guntur Romli juga ikut mendukung pak Prabowo, tentu Pak Prabowo welcoming sekali, nggak ada dendam di situ,” tegasnya.
Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah itu menegeskan bahwa politik yang dewasa harus ditampilkan sebagai ajang pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Sehingga politik bisa dimaknai dengan baik ke depannya.
“Rakyat kita harus dididik melihat politik itu sebagai ajang kontestasi politik yang biasa, ajang fastabiqul khoirot,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dahnil pun menegaskan pula bahwa di dalam sistem perkawanan, tidak boleh tercerai berai karena persoalan politik. Sehingga ia mengajak semua pihak bisa berdewasa dalam bersikap dan berpolitik dengan membedakan mana area kontestasi dan mana area perkawanan.
“Ketika masuk ring tinju memang harus totalitas dalam pertarungan itu. Tapi kemudian setelah selesai, keluar dari ring tinju, kita bersahabat,” tegas Dahnil.
Selain itu, Dahnil juga mengajak masyarakat untuk tidak menganggap sesuatu yang berlebihan terhadap perdebatan-perdebatan politik di ruang publik. Seperti halnya yang tengah terjadi antara Noel sebagai eks relawan Ganjar Pranowo dengan kelompok pendukung Ganjar lainnya seperti Guntur Romli dan sebagainya.
“Ketika melihat Noel dan Gun (Guntur Romli -red) tadi berdebat keras, itu adalah hal biasa saja. Demokrasi itu kadang penuh noise, tapi kita harus penuhi noise itu dengan konten konten-konten yang positif,” tandasnya.
Oleh sebab itu, Dahnil pun tidak merasa berlebihan jika menyebut bahwa Prabowo Subianto adalah sosok yang sangat bijaksana, yakni tetap mengedepankan besar hatinya dan besar jiwanya.
“Pak prabowo menunjukkan sikap besar jiwa dan besar hati seperti itu. Sekarang kami misi utamanya adalah bagaimana mengubur dendam dan mengubur benci sedalam mungkin,” pungkasnya.
Tijjani Reijnders mengakui bahwa dirinya berdarah Indonesia, dan ia merasa bangga akan hal tersebut.
JAKARTA - Direktur eksekutif P3S (Political and Public Policy Studies) Jerry Massie menyesalkan statemen Hasto…
Keputusan pemerintah menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari yang semula sebesar 11 persen menjadi…
JAKARTA - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pun baru saja meninjau pengerjaan proyek senilai Rp393,27…
Sebuah video viral di muka publik memperlihatkan seekor monyet yang disiksa oleh sekelompok pria hingga…
JAKARTA - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai bahwa…