HOLOPIS.COM, JAKARTA – Seorang Mahasiswi bernama Anisa Sakinah mengaku mendapatkan kekerasan dari seorang pria yang diduga adalah pacarnya, yang juga merupakan seniornya di almamater dan jurusan yang sama, yakni Management Business Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pelita Harapan (UPH).
“Aku ANISA SAKINAH mahasiswi UPH management business angkatan 2022 telah dianiaya oleh BENEDICT JEVON KUSUMA mahasiswa UPH management business angkatan 2020 yang sekarang sedang magang di tempat bekerja papahnya di Atria Puri Kembangan,” tulis Anisa di akun twitter @annisasknh8 yang dikutip Holopis.com, Jumat (17/2).
Aksi penganiayaan yang ia alami pertama sudah pernah dilaporkan ke Komisi Nasional (Komnas) Perempuan. Yakni pada tanggal 7 Juni 2022. Mulai dari kekerasan verbal hingga kekerasan fisik.
“Dari yang pertama kali itu di tanggal 7 Juni 2022 hingga yang terakhir yang aku terima itu Sabtu lalu yaitu verbal abuse, sebenernya aku udah sempat melaporkan kejadian penganiayaan ini dari tanggal 22 Desember,” jelasnya.
Anisa mengaku pernah mencabut laporan karena pelaku meminta maaf dan tak akan mengulangi perbuatannya lagi.
“Karna pelaku memohon meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi akhirnya dengan bodohnya aku maafin dan tidak aku lanjutkan proses laporannya, karna aku berpikir bahwa dia akan berubah, ternyata itu kesalahan terbesar aku, terlalu naif memang,” ujarnya.
Lalu, Anisa juga tampak membagikan voice recorder pengakuan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku hingga suara jeritannya saat diduga mendapatkan perlakuan kekerasan itu. Kemudian ia juga menyertakan bukti-bukti hasil kekerasan dengan foto dirinya berdarah di hidung, luka-luka lebam di badan.
dan ini beberapa dari sekian banyaknya kekerasan yang aku dapetin. #kekerasan #penganiayaan #ancaman @DivHumas_Polri @KomnasPerempuan pic.twitter.com/tuxquMtuWN
— annisasknh (@annisasknh8) February 16, 2023
Dalam keterangannya pula, Anisa menyebut bahwa pelaku dan orang tuanya sampai datang ke kampus untuk dilakukan pendalaman dari pihak manajemen UPH.
“Yang bikin makin sakit, keluarga pelaku hadir bersama pelaku karena pelaku dipanggil oleh kampus (harusnya secara incognito tanpa orang tuanya) mereka malah menjelek-jelekkan reputasi aku ke kampus (supaya tidak diproses do) dan mereka bilang bahwa aku DESERVE untuk dapat penganiayaan seperti ini dari anaknya karena menjadi penyebab emosi pelaku, dan mereka meminta dibackup kepada pihak kampus, bersyukurnya pihak kampus tahu yang sebenar-benarnya karena ada pemukulan di area kampus juga, makanya mereka tahu harus memproses yang mana,” tulisnya lagi.
Hingga berita ini dituliskan, Holopis.com belum mendapatkan keterangan resmi dari pihak UPH maupun instansi terkait lainnya.