HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPP Partai Garuda Indonesia, Teddy Gusnaidi memberikan sentilan keras kepada Partai Ummat yang berniat menggunakan masjid sebagai sarana ladang politik untuk kepentingan pemenangan Pemilu 2024.
Ia mempertanyakan mengapa harus memilih masjid, sementara urusan politik bisa dilakukan di luar tempat yang mulia itu.
“Saat ini pertemuan politik bisa di rumah, di hotel atau di kantor. Kenapa harus di tempat ibadah?,” kata Teddy dalam keterangannya seperti dikutip Holopis.com, Jumat (17/2).
Ia pun memberikan analogi tentang kondisi genting dalam mengambil sebuah perkara yang memiliki mudharat, yakni konteks memakan daging babi.
Diterangkan Teddy, berdasarkan pelajaran agama yang pernah ia dapatkan, memakan babi memang tidak boleh. Akan tetapi ketika dalam keadaan sangat darurat, seperti tidak adanya opsi makanan lain untuk bertahan hidup selain daging babi, maka konteksnya diperbolehkan.
Hanya saja ketika ada opsi lain, maka umat Islam tidak boleh memakan babi karena sebab-sebab yang telah diterapkan di dalam syariat. Konteks ini pun dijadikan sebagai media perbandingan opini terhadap sikap politik Partai Ummat yang hendak mengambil opsi masjid sebagai panggung politik.
“Kata ustadz gue, kalau makan babi dalam kondisi darurat, tidak ada pilihan, dibolehkan. Kalau ada makanan lain lalu saya makan babi tentu gak boleh. Begitu pun dengan tempat ibadah,” pungkasnya.
Sekedar diketahui Sobat Holopis, bahwa Ketua Umum DPP Partai Ummat, Ridho Rahmadi menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penggalangan masyarakat politik dari Masjid-masjid.
Hal itu disampaikan Ridho saat melakukan pembukaan Rakernas Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (13/2).
Alasannya, ia ingin meniru Nabi Muhammad yang melakukan gerakan politik dari sentra tempat ibadah itu.
“Dalam semangat yang sama, Partai Ummat akan membangun perjuangan dari masjid sebagaimana Rasulullah SAW melakukan setelah hijrah,” kata Ridho.