HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rahmat Bagja menyatakan bahwa pihaknya sangat tidak setuju dengan rencana penggunaan tempat ibadah termasuk masjid untuk kegiatan politik praktis.

Hal ini disampaikan mengingat ada salah satu partai politik peserta pemilu 2024 yang menyatakan secara gamblang akan menggunakan Masjid sebagai panggung politik mereka.

Maka dari itu, Bagja pun meminta semua jajaran Bawaslu di seluruh Indonesia untuk memastikan tidak ada pihak tertentu baik Partai Politik maupun peserta pemilu lainnya melakukan upaya tersebut.

“Sudah saatnya teman-teman bekerja, melakukan pemantauan dengan baik. Sudah saatnya politisasi SARA ditiadakan, saya nggak setuju kenapa tempat ibadah jadi tempat kampanye dan sosialisasi,” kata Bagja Hotel The Grove, Rasuna Epicentrum, Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan seperti dikutip Holopis.com, Jumat (17/2).

Ia pun mengingatkan bahwa setiap umat beragama berhak mengakses rumah ibadah dengan aman, tenang dan nyaman. Sementara keberadaan partai politik atau agenda politik tertentu rentan sekali memicu gesekan karena perbedaan kepentingan yang hanya bersifat politis.

“Jangan sampai tempat ibadah nanti jadi persaingan antarparpol. Masjid A punya Golkar, masjid B punya PDIP, masjid ini pusing kita,” ucapnya.