HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mental issue saat ini tengah menjadi trend tersendiri di kalangan generasi milenail (generasi Y) dan generasi Z. Bahkan, di sosial media banyak sekali orang membahas tentang mental healt dan berbagai identifikasinya.

Melihat hal itu, pakar Psikologi Klinis, Sri Mulyani Nasution menilai bahwa wajar saja ketika banyak sekali orang yang melakukan pencarian terhadap persoalan mental mereka melalui internet.

“Kita ini surplus informasi, informasi apa saja bisa kita dapatkan, termasuk informasi tentang gangguan-gangguan psikologis,” kata pakar yang karib disapa Riri kepada Holopis.com, Kamis (16/2).

Hanya saja, ia memberikan wanti-wanti kepada masyarakat agar tidak langsung melakukan diagnosa mandiri terhadap persoalan psikologi yang tengah dihadapi. Apalagi jika sekedar mencari informasi di media sosial.

“Yang namanya manusia, ini kan dirinya, pasti kepengen tahu ada apa yang terjadi pada diri saya, ketika saya mengalami hal tertentu kemudian mencari tahu di Google, mulailah orang-orang melakukan self diagnose,” tuturnya.

Self diagnosa menurut Riri sangat rentan terjadi kesalahan penanganan. Sebab, penanganan yang tepat tentu akan lebih baik jika dilakukan oleh orang yang ahli di dalam bidangnya.

“Saran saya, sebaiknya itu tidak dilakukan (self diagnose). Sama sebetulnya dengan kesehatan fisik. Bisa sih kita, duh saya kena flu nih. Tapi kan kita nggak tahu flu saya ini covid kah atau flu-flu jenis lain. Itu bisa diketahui kalau kita periksa ke dokter,” jelasnya.

Dengan demikian, dosen Fakultas Psikologi Jayabaya tersebut menyarankan agar penanganan psikologi dilakukan dengan cara yang benar, yakni memeriksakannya kepada psikolog agar persoalan mental yang tengah dihadapi bisa ditangani dengan benar dan tepat.

“Ketika mengalami atau merasakan sesuatu, atau ada orang-orang di lingkungan bahwa ada sesuatu secara psikologis, silakan datang ke ahlinya,” pungkasnya.