HOLOPIS.COM, JAKARTA – Partai Mahasiswa Indonesia (PMI) turut mengomentari sikap Partai Ummat yang secara tegas dan lugas mengusung politik identitas sebagai strategi mereka untuk menyongsong pemilu 2024.

Hal itu seperti yang diungkapkan oleh ketua umum Partai Ummat Ridho Rahmadi saat menyampaikan pidatonya di Rapat Kerja Nasional pertama (Rakernas) ke-I DPP Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.

Menurut Eko, cara berpolitik Partai Ummat itu sangat wajar jika melihat sepak terjang partai besutan Amien Rais itu dalam kancah politik di Indonesia. Ia menyebut mereka sangat minim sekali gagasan, sehingga tidak ada bargain yang bisa disodorkan kepada rakyat Indonesia selain identitas belaka.

“Kami berpandangan wajar jikalau Partai Ummat mengusung politik identitas, sebab kami lihat Partai Ummat juga minim gagasan. Karena selama ini yang dimunculkan hanyalah kebencian terhadap rezim, kritik yang kerap tak objektif dan lain sebagainya yang menurut kami menjadi preseden buruk bagi generasi kita hari ini,” kata Eko kepada Holopis.com, Rabu (15/2).

Kemudian, ia berpandangan bahwa cara berpolitik Partai Ummat ini juga wajar, sebab sejauh ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum sehat dalam berpandangan dan bersikap terhadap politik. Primordialisme masih menjadi tolok ukur dukungan politik kepada pihak tertentu.

“Saya mengerti sekali dengan apa yang disampaikan oleh ketua umum Partai Ummat, tentang memisahkan politik dengan identitas adalah sebuah kesesatan. Tapi yang harus diingat, iklim demokrasi dan politik kita di tanah air ini belum sehat, gaungan politik identitas bisa diinterpretasikan lain oleh masyarakat,” ujarnya.

Pun demikian, Eko masih tetap berharap bahwa masyarakat Indonesia bisa semakin dewasa lagi di dalam menyikapi perkara politik, khususnya politik praktis. Jangan sampai pengalaman pemilu sebelumnya yang menyisakan polarisasi semakin dirawat.

“Ingat kontestasi-kontestasi pemilu yang sudah pernah dilaksanakan, kita perlu belajar dari pengalaman ini, berapa lama polarisasi itu ada di masyarakat kita,” tuturnya.

Partai Ummat belum dewasa

Lebih lanjut, Eko Pratama juga menyayangkan bahwa partai yang dibentuk oleh Amien Rais yang notabane adalah mantan Ketua MPR RI tersebut justru semakin tidak menunjukkan kedewasaannya. Padahal, sebagai partai pendapat baru, ia lebih bisa menggelorakan politik yang lebih cerdas dan arif.

“Harusnya sebagai partai politik peserta pemilu seperti Partai Ummat, ia turut memperbaiki iklim yang masih kurang sehat ini, jumlah pemilih rasional pada pemilu di Indonesia itu masih rendah lho, tawarkan program-program partai dan masih banyak hal lain yang bisa ditawarkan kepada publik, jangan mengeruhkan air yang sedang berusaha dijernihkan oleh banyak orang,” tutur Eko.

Terakhir, eko menegaskan, bahwa walaupun Partai Mahasiswa Indonesia belum berkesempatan menjadi partai politik peserta pemilu, akan tapi pihaknya tidak akan duduk diam dengan kondisi bangsa hari ini.

“Terlebih 1 tahun ke depan, kita akan menghadapi situasi politik yang tak menentu. Jangan biarkan polarisasi di tengah masyarakat menguat karena dipantik oleh hal-hal semacam ini,” pungkasnya.

Sebelumnya sobat Holopis, Ketua Umum DPP Partai Ummat, Ridho Rahmadi menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penggalangan masyarakat politik dari Masjid-masjid. Alasannya, ia ingin meniru Nabi Muhammad yang melakukan gerakan politik dari sentra tempat ibadah itu.

“Dalam semangat yang sama, Partai Ummat akan membangun perjuangan dari masjid sebagaimana Rasulullah SAW melakukan setelah hijrah,” kata Ridho.