HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menilai bahwa Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi sudah menyampaikan hoaks alias berita tidak benar, terkait dengan tidak adanya lagi desa miskin di Indonesia.
Menurutnya, Budi Arie cenderung hanya asal ucap demi memberikan kebahagiaan kepada atasannya, seolah program pembangunan desa yang dilakukan kementeriannya berhasil.
“Buka dulu data di BPS (Badan Pusat Statistik) di Indonesia masih banyak desa tertinggal alias miskin,” kata Jerry kepada Holopis.com, Minggu (12/2).
Dia merinci, ada 4700 desa di Indonesia belum teraliri listrik dan 47,195 desa di Indonesia belum teraliri air bersih.
Menurut data BPS, kata Jerry, penduduk miskin di desa tahun 2021-2022 sekitar 13,10 persen. Artinya, apa yang disampaikan oleh Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (ProJo) itu dusta belaka.
“Berdasarkan data BPS yang dirilis pada 17 Januari 2022, persentase penduduk miskin di Indonesia pada September 2021 sebesar 9,71 persen. Angka tersebut turun 0,43 persen dari periode Maret 2021 dan 0,48 persen dari periode September 2020,” jelas dia.
Ia pun menyarankan agar Budi Arie Setiadi lebih bijak lagi dalam menyampaikan statemen kepada publik. Apalagi, saat ini ia merupakan pejabat publik yang harus menyampaikan data secara valid.
“Kemiskinan di perdesaan itu masih lebih tinggi dari perkotaan dan itu cukup jauh disparitasnya,” tuturnya.
Jika melihat tabel data dari BPS tentang persentase penduduk miskin menurut daerah pada tahun 2021-2022, diketahui ;
2021
Maret, Pedesaan : 13,10%
September, Pedesaan : 12,53%
2022
Maret, Pedesaan : 12,29%
September, Pedesaan : 12,36%
Sekedar diketahui Sobat Holopis, bahwa Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi mengeklaim tak ada desa miskin di Indonesia.
“Saya ini aliran yang tidak percaya ada desa miskin di Indonesia. Yang ada adalah desa yang belum menemukan potensi yang dimilikinya dan bagaimana mengelola potensinya,” kata Budi Arie di sela-sela kunjungannya di kawasan Teba Majelangu, Kertalangu, Denpasar, Bali, Minggu (5/2).
Menurutnya, dalam mengetahui potensi desa haruslah warga desanya sendiri yang mencari tahu.
Selain itu, warga juga dituntut untuk memiliki ide-ide kreatif dalam pengembangan potensi suatu desa.
“Saya lihat ketika keliling Indonesia tidak ada yang susah, harusnya ya. Yang penting semangat dan optimis dari warga desa, perbekel, direktur, lalu dengan dukungan sekda, camat dan semuanya saya yakin Indonesia ini jadi negara besar,” ungkapnya.