HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gempa Turki dan Suriah telah memakan banyak korban. Setidaknya 24.178 orang per hari ini, Sabtu (11/2), telah dinyatakan tewas akibat bencana gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,8 yang mengguncang Senin (6/2) lalu.
Badan Kepresidenan Penanggulangan Bencana dan Urusan Darurat di Turki melaporkan, terdapat setidaknya sebanyak 93 ribu orang yang telah dievakuasi.
Sejauh ini sebanyak 166 ribu personel telah terlibat dalam penyelamatan dan pemulihan gempa yang mengguncang kawasan selatan Turki tersebut.
Sebagaimana dikutip Holopis.com dari laporan Al Jazeera, seorang dokter Suriah di provinsi Idlib bernama Ikram Habbaoush mengatakan, bahwa situasi di lokasi sangat sulit di tengah lambatnya bantuan dan pengiriman medis.
“Tidak ada makanan, tidak ada kemah, tidak ada minuman. Sebagai dokter. Kami tidak memiliki peralatan medis di rumah sakit kami untuk banyak operasi bedah saraf. Dan rumah sakit penuh dengan orang,” kata Habbaoush.
Dia menuturkan, pihaknya kesulitan dalam menangani korban gempa tersebut, khususnya para bayi yang memerlukan operasi darurat.
“Bantuan datang sangat lambat. Jika bayi Anda memerlukan operasi darurat… kami tidak dapat melakukannya karena peralatan medis belum tiba,” tambah Habbaoush.
Sedangkan, berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ada setidaknya sebanyak 870 ribu orang yang sangat membutuhkan pasokan makanan di Turki dan Suriah pasca gempa bumi tersebut.
PBB juga memperingatkan ada sebanyak 5,3 juta orang yang berpotensi kehilangan tempat tinggal setelah gempa yang merobohkan ribuan bangunan itu.