HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Eva Devita mengatakan, tidak semua anak-anak ekspresif dalam menceritakan apa yang dialaminya.
Eva menekankan bahwa orang tua memiliki PR dan kewajiban untuk mengetahui apa saja tanda awal dari anak-anak yang kemungkinan mengalami kekerasan seksual.
“Seharusnya orang tua bisa mengenali tanda awal, anak mengalami kekerasan seksual. Perubahan perilaku, cemas, depresi, jadi murung, takut bertemu orang asing, menghindar dari pelaku, menarik diri,” kata Eva kepada Holopis.com, Kamis (9/2).
Perubahan perilaku dijelaskan Eva, sudah bisa menjadi lampu kuning untuk orang tua dan mulai memeriksa lebih lanjut.
Berikut tanda dan gejala kecurigaan kekerasan seksual pada anak ;
1. Perubahan perilaku
Anisetas, depresi, takut bertemu/menghindar dari pelaku, agresif, menarik diri, usaha bunuh diri, performa di sekolah menurun. Suka ada keluhan-keluhan tidak jelas seperti nyeri perut, atau kepala.
2. Gangguan Makan dan Tidur
Seorang anak juga bisa mengalami gangguan makan dan tidur seperti anoreksia, bulimia, mimpi buruk hingga sulit tidur.
3. Keluhan BAB dan BAK
Karena mengalami cidera, anak bisa merasakan nyeri saat buang air besar, nyeri buang air kecil, mengalami gatal atau keluar cairan dari vagina, dan ada luka di kemaluan atau anus.
Karena itulah, Eva mengatakan kasus kekerasan seksual pada anak sangat menkhawatirkan untuk para dokter anak.
Hal itu karena penelitian menunjukkan, anak yang mengalami kekerasan akan rentan mengalami gangguan perkembangan, yang berdampak pada perilaku berisiko ketika remaja dan dewasa muda.
“Tidak hanya berisiko untuk orang lain, tetapi untuk kesehatannya sendiri,” pungkas Eva.