HOLOPIS.COM, SUMUT – Presiden Jokowi mendorong seluruh provinsi di Indonesia mulai membangun transportasi massal yang lebih modern mengikuti perkembangan zaman.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat meresmikan dua terminal penumpang tipe A di Provinsi Sumatra Utara yakni terminal Amplas di Kota Medan dan Terminal Tanjung Pinggir di Kota Pematang Siantar.

“Kita harapkan kota-kota besar di luar Jakarta harus mulai berpikir ke arah LRT, MRT, dan moda transportasi massal yang lainnya. Kalau tidak, kedahuluan macet, jalan tidak bisa dilebarkan, akhirnya semua orang akan sangat tergantung pada yang namanya kendaraan pribadi,” kata Jokowi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (9/2).

Jokowi kemudian memamerkan hasil karyanya di Jakarta dengan berbagai program transportasi massal termasuk proyek kereta Jakarta-Bandung yang sempat mengalami kendala.

“Saya selalu mendorong untuk masyarakat menggunakan transportasi massal. Baik itu yang namanya bus antarkota, bus antarpulau, juga transportasi massal di kota-kota besar,” tuturnya.

Mengenai terminal bernilai Rp 43 miliar tersebut, Jokowi menyatakan ini sebagai simbol berubahnya wajah terminal yang dahulu selalu terkesan menakutkan bagi masyarakat.

“Sehingga fasilitas yang namanya terminal bus yang baik, yang bersih, yang nyaman, yang para penumpang itu tidak seperti terminal-terminal yang lalu-lalu, yang kotor, yang banyak premannya. Siapa yang mau naik bus, kalau hal tadi masih terjadi?,” tukasnya.

Oleh karena itu, Jokowi pun mendorong seluruh pemerintah daerah untuk terus mengembangkan transportasi massal untuk mengurai kemacetan yang semakin banyak terjadi di setiap daerah.

“Kita harapkan dengan pembangunan Terminal Amplas Kota Medan ini dan Terminal Tanjung Pinggir Kota Pematang Siantar, budaya menggunakan transportasi bus ini bisa dikembangkan.” pungkasnya.

Sebagai informasi, pembangunan Terminal Amplas dibiayai oleh Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan menghabiskan anggaran sebesar Rp43miliar.

Revitalisasi terminal penumpang Tipe A ini dilaksanakan selama tiga tahun, sejak 2020 hingga 2022. Revitalisasi terminal ini menitikberatkan pada konsep mix use, yaitu pengembangan terminal yang terintegrasi dengan pusat perekonomian, seperti mal, hotel, dan lain sebagainya, serta sistem pembelian tiket secara elektronik.