HOLOPIS.COM, JAKARTA – Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) PSSI tak bisa menyangkal bahwa isu praktik suap kepada pemilik suara (voters) di setiap Kongres Luar Biasa (KLB) kerap terjadi.

Mengingat, hingga kini voters kerap disebut hanya memilih para calon, baik Ketum, Waketum maupun Exco PSSI berdasarkan dana yang diterima, bukan berdasarkan kapabilitas atau profil si calon.

Dalam hal ini, Gusti Randa selaku Ketua KBP pun menjelaskan bahwa pihaknya hanya bisa mengimbau saja, tak bisa melakukan tindakan apabila praktik tersebut benar terjadi.

Sama hal nya dengan KP, yang memang bertugas menyeleksi para calon yang mendaftar saja.

“Kami hanya mengimbau saja, calon tak akan gugur. Mungkin yang ada adalah calon yang mendundurkan diri,” ucapnya, sebagaimana informasi yang diterima Holopis.com, Selasa (7/2).

“Kami akan memantau, ada kerja sama juga dengan instansi lain. Bukan kami, kami hanya memantau,” sambungnya.

Selain daripada itu, ada pun isu lain yang menyebut bahwa KP mampu memanipulasi verifikasi lolos tidaknya salah satu calon yang mendaftar, dimana disebut bahwa ada beberapa nama yang diragukan lolos karena regulasi, namun nyatanya ada dalam Daftar Calon Tetap (DCT).

Terkait hal tersebut, Ketua KP, Amir Burhanuddin menyampaikan bahwa pihaknya hanya memverifikasi datanya saja.

“Pengamat saya pikir boleh-boleh saja berpendapat, namun harus dengan data. Kami dengan data dan kami bisa bertanggung jawab akan hal itu,” kata Amir.

Sebagai informasi, belakangan ini sudah beredar isu miring yang mengatakan bahwa beberapa calon yang mendaftar telah melakukan praktik suap demi maju sebagai petinggi PSSI periode 2023-2027.

Bahkan, ada pun isu miring lainnya yang mengatakan, salah satu calon untuk mundur sebagai pesaingnya dengan mahar yang sedemikian rupa.