HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri mengungkapkan sampai saat ini mereka telah mendapatkan data terbaru mengenai Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa Turki.

Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah mengatakan, ada 104 WNI yang rencananya akan segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman dalam waktu secepatnya.

“Tim KBRI Ankara sedang menuju lokasi untuk mengevakuasi 104 WNI dari lima titik, yaitu Gaziantep, Kahramanmaraş, Adana, Hatay, dan Diyarbakır. Mereka akan dievakuasi ke Ankara,” kata Faizasyah dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (7/2).

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, proses evakuasi harus segera dilakukan karena kondisi tempat tinggal mereka sudah tidak layak akibat terdampak gempa.

“Untuk saat ini, mereka ada yang tinggal di masjid, stadion olahraga, dan di tenda-tenda di lapangan dan untuk tempat penampungan juga sudah melebih kapasitas,” kata Iqbal.

Dari ratusan korban yang akan dievakuasi, diketahui ada 10 WNI yang mengalami luka-luka dan empat di antaranya sudah mendapat perawatan di rumah sakit setempat.

Enam orang lainnya, termasuk tiga orang yang mengalami patah tulang akan dievakuasi untuk kemudian dirawat di rumah sakit di Ankara.

Proses evakuasi pun menurut Iqbal memiliki kendala akibat cuaca yang terbilang ekstrem saat ini di sekitar lokasi bencana.

“Proses evakuasi sangat sulit untuk dilakukan pemerintah Turki karena selain kekuatan gempa yang luar biasa besar, dengan lebih dari 10.000 bangunan hancur, tetapi juga cuaca ekstrem yang mana dalam dua pekan terakhir ini terjadi badai salju sehingga sulit sekali melakukan pergerakan-pergerakan,” ungkapnya.

Korban tewas akibat gempa di Turki diketahui telah meningkat menjadi 3.381 jiwa, dengan 15.834 terluka,.

KBRI Ankara menjelaskan bahwa wilayah utama yang terdampak gempa bumi di Turki meliputi 12 daerah, yaitu Adana, Adıyaman, Kahramanmaraş, Gaziantep, Diyarbakır, Hatay, Kilis, Şanliurfa, Malatya, Osmaniye, Elazig, Elbistan.

Setidaknya ada sekitar 6500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki. Dari jumlah tersebut, sekitar 500 orang bertempat tinggal di area gempa dan sekitarnya.

Sebagian besar WNI berstatus pelajar dan mahasiswa, sedangkan sebagian lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat, serta pekerja di organisasi internasional