HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sebuah utas di twitter seorang guru Bimbingan Konseling (BK) dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan akun @suriresutari_ yang memperlihatkan hasil gambaran ekspresi kelam anak-anak muridnya viral di media sosial.
Dalam beberapa foto yang ia unggah terlihat bagaimana kondisi kejiwaan siswa SMP yang dituangkan dalam gambar coretan yang terkesan gelap dan kelam.
“Hari ini saya menerapkan teknik journaling di buku yang disampul seragam satu kelas tanpa nama, hanya ada kode dari saya. Hari ini saya minta untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka,” tulisnya seperti dikutip Holopis.com, Senin (30/1).
Sbgai guru BK, saya mencoba utk memahami perasaan siswa. Hari ini saya menerapkan teknik journaling di buku yg disampul seragam satu kls tanpa nama, hanya ada kode dari saya. Hari ini saya minta u/ mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. Lihat apa yg mereka tulis. pic.twitter.com/giKsWHwZEu
— Guru BK ✨ (@suriresutari_) January 27, 2023
Guru BK yang diketahui berasal dari salah satu SMP Negeri di kota Bandung, Jawa Barat ini pun mengatakan bahwa ia telah merujuk salah satu siswanya ke rumah sakit jiwa (RSJ).
“Kalau ada yang bilang masalah anak 2008-2010an itu masih sepele, sini tak getoook kepalanya biar sadar, Wong saya saja sudah merujuk satu siswa saya ke RSJ kok,” ujarnya.
Ia juga menjabarkan permasalahan anak-anak muridnya tersebut tak jauh dari masalah di dalam keluarganya, bagaimana sikap orang tua mereka saat di rumah, dan lain sebagainnya.
Sontak, warganet pun membanjiri kolom komentar dari utas di twitter tersebut dengan berbagai macam respon, beberapa di antaranya juga menuangkan pengalamannya.
“Jadi pelajaran buat orang dewasa yang belum punya anak, agar bisa belajar dari sekarang untuk mengelola emosi dan mentalnya, belajar parenting yang baik, dan memilih pasangan yang tepat agar anak2 dimasa depan tidak jadi korban ketidaksiapan orang tua,” komentar akun @_wulannda.
“Dari gambarnya semakin sadar bahwa keluarga itu sangat berpengaruh terhadap mental anak. Namun saat ini kita masih banyak yang belum menyadari hal itu dan menganggapnya sepele. Ini jadi tugas kita semua baik para orangtua maupun calon orangtua untuk lebih aware tentang mental health,” kata @Herlina_R31.
