HOLOPIS.COM, MANADO – Bencana banjir yang terjadi di Kota Manado menyebabkan sejumlah kerusakan bangunan milik warga maupun infrastruktur lainnya.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, ada 34 kelurahan atau desa yang berada di 9 kecamatan terdampak banjir. Kesembilan kecamatan itu yaitu Kecamatan Singkil, Mapanget, Tikala, Tuminting, Wenang, Sario, Bunaken, Paal Dua dan Wanea.

“Sedangkan tanah longsor berdampak di 22 kelurahan atau desa di 7 kecamatan. Kecamatan terdampak berada di Kecamatan Tikala, Singkil, Wanea, Bunaken, Mapanget dan Wenang,” kata Abdul dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (30/1).

Abdul mengungkapkan, korban jiwa akibat banjir dan longsor berjumlah 5 warga, dengan rincian meninggal dunia akibat banjir 1 warga dan longsor 4. Selain korban meninggal, tanah longsor mengakibatkan warga luka berat 1 warga dan luka ringan.

“Mereka yang luka telah mendapatkan perawatan dari dinas kesehatan setempat,” imbuhnya.

Untuk warga mengungsi diketahui berjumlah 1.674 warga. Mereka tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Bunaken 948 warga, Paal Dua 370, Singkil 215, Tikala 100 dan Wanang 41.

Sebanyak 420 unit rumah warga kota mengalami rusak berat akibat banjir, sedangkan 103 lainnya rusak sedang dan 448 rusak ringan.

Kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum, masing-masing satu unit, antara lain pasar, pemakaman warga, gereja, masjid, kantor kelurahan dan tempat pacuan kuda.

Sementara itu, tanah longsor mengakibatkan rumah rusak berat 33 unit, rusak sedang 59 dan 47 rusak ringan. Pada fasilitas umum, 1 unit masjid terdampak dan ruas jalan Adiura-Pandu terputus.

Pemerintah Kota Manado pun diketahui telah menetapkan status keadaan darurat penanganan banjir dan tanah longsor. Status dengan nomor 27/KEP/B06/BPBD/2023 ini berlangsung 7 hari, terhitung dari 27 Januari hingga 2 Februari 2023.