HOLOPIS.COM, JAKARTA – Senator DKI Jakarta, Fahira Idris ikut memberikan kecamannya atas kasus pembakaran mushaf Alquran oleh Rasmus Paludan dalam aksi unjuk rasa di Stockholm, Sabtu (21/1) lalu. Menurutnya, Rasmus tidak pantas disebut politisi, melainkan ekstremis.

“Pelaku pembakaran salinan Alquran ini lebih tepat disebut ekstremis daripada seorang politikus,” kata Fahira dalam keterangannya yang diterima Holopis.com, Rabu (25/1).

Apa yang dilakukan Rasmus menurutnya adalah bentuk dari sikap oknum warga Swedia yang bisa merusak tatanan sosial masyarakat global. Sebab, pembakaran Alquran tentu sangat melukai umat Islam di seluruh dunia.

Ketua Umum Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) ini menyebut bahwa aksi Rasmus tidak bisa dibenarkan sebagai bagian dari demokrasi.

“Ini aksi biadab dan provokatif. Ini bentuk kegagalan dalam memahami demokrasi dan kebebasan berekspresi,” ujarnya.

Oleh sebab itu, demi menjaga situasi global tetap kondusif, maka pemerintah Swedia harus mengambil tindakan hukum yang tegas kepada Rasmus.

“Pemerintah Swedia tidak cukup hanya mengecam, tetapi harus mengambil tindakan tegas atas peristiwa ini,” tegasnya.