HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setiap tahun, dunia memperingati Hari Pendidikan Internasional pada tanggal 24 Januari. Diperingatinya hari ini didedikasikan untuk memberdayakan orang-orang dengan pendidikan, perdamaian, dan kemakmuran.
Menurut UNESCO, pendidikan adalah hak asasi manusia. Tanpa pendidikan yang inklusif dan berkeadilan, tidak ada negara yang akan mencapai keberhasilan dan pembangunan.
“Tanpa pendidikan berkualitas yang inklusif dan setara serta kesempatan seumur hidup untuk semua, negara tidak akan berhasil mencapai kesetaraan gender dan memutus siklus kemiskinan yang meninggalkan jutaan anak, remaja, dan orang dewasa,” tulis UNESCO seperti dikutip Holopis.com, Selasa (24/1).
Tahun ini, UNESCO sebagai lembaga pendidikan PBB ingin mendedikasikan edisi kelima Hari Internasional ini untuk semua anak perempuan dan wanita di Afghanistan, yang telah ditolak haknya untuk belajar dan mengajar.
Menurut data PBB, saat ini, 244 juta anak-anak dan remaja putus sekolah, dan 771 juta orang dewasa buta huruf. Hak mereka atas pendidikan dilanggar dan tidak dapat diterima.
Dengan mengusung tema “Untuk berinvestasi pada manusia, memprioritaskan pendidikan”, dalam rangka hari pendidikan internasional, beberapa acara, lokakarya, seminar, dan program pendidikan lainnya akan diadakan secara global untuk memastikan bahwa setiap jiwa manusia di muka bumi mengetahui pentingnya pendidikan.
Sejarah Hari Pendidikan Internasional
Tanggal 24 Januari dinyatakan sebagai Hari Pendidikan Internasional melalui resolusi yang disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) pada tanggal 3 Desember 2018. Setelah itu, pada tanggal 24 Januari 2019, Hari Pendidikan Internasional pertama diperingati.
Hal ini adalah salah satu upaya tulus mereka di seluruh dunia untuk menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam perbaikan individu terpelajar yang membentuk masyarakat berbudaya, yang didukung dengan optimisme dan peluang.