Advertisement
Categories: Ekobiz

Tak Terima DIY Jadi Provinsi Termiskin di Jawa, Pemda Tuding Laporan BPS Anomali

Advertisement

HOLOPIS.COM, YOGYAKARTA – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) nampaknya tak terima dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut Yogyakarta sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa.

“Mohon diingat, ini adalah statistik, soal angka. Bisa dilihat pada angka-angka yang lain. Walaupun sering kontrakdiksi, yang disebut dengan paradoks atau anomali,” kata Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, Beny Suharsono dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (23/1).

Beny lantas mengingatkan, bahwa data mengenai angka kemiskinan tentu tidak bisa lepas dari indikator kesejahteraan masyarakat lainnya, seperti Angka Harapan Hidup (AHH), Indeks Kebahagiaan (IP), Harapan Lama Sekolah (HLS), dan Indeks Kesejahteraan Sosial (IKS), serta beberapa indeks kemajuan daerah lainnya,

Dia menegaskan, bahwa secara statistik angka kemiskinan menjadi yang terendah di Pulau Jawa. Namun data Indikator lainnya menunjukkan Yogyakarta masih menjadi peringkat tertinggi se-Indonesia.

Beny membeberkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi DIY sendiri sebesar 80,64 pada tahun 2022. Angka tersebut masuk dalam kategori sangat tinggi dan tercatat sebagai yang tertinggi kedua setelah DKI Jakarta.

Adapun IPM dapat dikatakan sebagai indikator yang menggambarkan kualitas hidup manusia dan mencakup sejumlah indikator, diantaranya yakni kesehatan yang diukur melalui AHH yang mencapai 75,08 tahun atau tertinggi di Indonesia.

“Indeks kebahagiaan, itu terkait dengan kesehatan. Itu menunjukkan usia harapan hidupnya terpanjang. Ambil contoh Kulon Progo, kemiskinannya mendekati angka 18 persen tapi usia harapan hidupnya kalau dibanding kabupaten/kota se-DIY paling tinggi, se-Indonesia. Kan jadi aneh,” katanya.

“Apa saya akan berlindung ‘nggak apa-apa saya miskin, tapi usianya panjang’ kan nggak, Itu kan berarti memang ada indikator yang memang harus dikhususkan. Yogya itu khasnya di mana? Kan lalu tidak bisa digeneralisasi kalau mau fair,” sambungnya.

Kemudian Indikator IPM lain yaitu pendidikan yang dilihat dari harapan lama sekolah juga tertinggi se-Tanah Air, yaitu di angka 15,65 tahun. Tak hanya itu, indikator ekonomi yang ditinjau berdasarkan data pengeluaran per kapita pun mengekor DKI Jakarta, yakni sebesar 14,48 juta.

Share
Published by
Khoirudin Ainun Najib

Recent Posts

2025 Biaya Layanan QRIS Naik 12 Persen, Menurut Anda?

Mungkin banyak yang tak sadar bahwa setiap transaksi Quick Response Indonesian Standard (QRIS), ada biaya jasa layanan…

2 menit ago

Tolak PPN 12%, Golkar Anggap PDIP Gagal Move On dari Kekuasaan

Partai Golkar menuding PDIP saat ini berusaha mencari panggung ke masyarakat usai lengser dari kekuasaan…

17 menit ago

CCTV : Bagaikan Drive Thru, Emak-emak Terobos Toserba Pakai Motor

Sudah bukan rahasia umum bahwa ras terkuat di jalanan adalah emak-emak membawa motor.

32 menit ago

Menteri Hukum Tegaskan Pernyataan Presiden Mengacu ke Undang-Undang

Menteri Hukum Supratman Andi Agtas menjelaskan maksud pernyataan Presiden Prabowo Subianto untuk memaafkan koruptor jika…

47 menit ago

Review Film Natal : Love Actually, Kisah Romantis yang Rumit Tapi Manis

Siapa sih yang tidak tahu dengan film asal Inggris berjudul Love Actually, yang biasanya ditonton…

1 jam ago

Gerindra Pastikan Presiden Prabowo Bakal Buka Suara Soal PPN 12%

Sekertaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menanggapi pro dan kontra kenaikan PPN 12% yang justru…

1 jam ago