HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi Kenya, usai menghadiri World Economic Forum (WEF) Davos, Swiss beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Luhut mengatakan bahwa dirinya menyampaikan ucapan selamat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada William Ruto, yang baru saja terpilih sebagai Presiden Republik Kenya.

“Setelah hadir dalam World Economic Forum (WEF) di Davos beberapa waktu yang lalu, saya bertolak ke Kenya, menyampaikan ucapan selamat dari Presiden Jokowi kepada H.E. William Ruto yang terpilih sebagai Presiden Republik Kenya,” kata Luhut sebagaimana dikutip Holopis.com dari unggahan Instagramnya, Senin (23/1).

Selain itu, kunjungan Luhut ke negara Afrika Timur itu juga dalam rangka membahas sejumlah komitmen dan kesepakatan, guna memperkuat hubungan Indonesia dengan Kenya yang sudah terjalin sejak tahun 1955 silam.

“Misalnya untuk lebilh memperkuat hubungan bilateral dan ikatan kerja sama agar semakin menguntungkan kedua negara sahabat ini,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Luhut juga membeberkan sejumlah proyek yang saat ini tengah digarap oleh Indonesia. Proyek tersebut, kata Luhut, terdiri dari berbagai sektor.

Berbagai sektor tersebut mulai dari energi terbarukan, pertambangan, ekosistem kendaraan listrik, farmasi, industri pertahanan dan strategi, serta digitalisasi pelayanan publik dan operasional pelabuhan.

“Kami menyampaikan bahwa lndonesia siap berbagi pengalaman dan praktik terbaiknya dengan Kenya di semua sektor tersebut,” kata Luhut.

Dikatakan Luhut, kerja sama antara kedua negara di sektor-sektor tersebut akan mengikutsertakan sektor swasta dari kedua negara.

Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa pembentukan Joint Task Force dalam waktu dekat akan segera memulai perundingan pembahasan kerjasama yang difokuskan kepada tiga hal utama yakni; perdagangan dan investasi, pertambangan serta Industri pertahanan strategis.

“Saya berharap semoga dengan kunjungan kali ini, hubungan antara Indonesia dengan Kenya bisa semakin kuat. Bukan lagi sekadar hubungan bilateral atau kerja sama penyelenggaraan konferensi pada 1955 saja, melainkan bisa lebih mengkristalisasi hubungan kerjasama yang memberikan manfaat nyata bagi kedua negara,” tutup Luhut.