HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mantan sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu merasa heran dengan Budi Waseso. Pasalnya, ia menilai sosok Budi Waseso yang notabane adalah politisi bintang 3 (Komjen Pol) justru tidak sanggup mengatasi mafia beras.

“Dirut Bulog adalah bintang 3 polisi, tapi kalah melawan mafia berat. Artinya, mafia tersebut sangat kuat?,” ucap Said Didu dalam keterangannya seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (21/1).

Sebelumnya, Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), Komjen Pol (purn) Budi Waseso telah mengumpulkan sejumlah pedagang pasar untuk membahas tentang persoalan distribusi dan harga beras di lapangan.

Menurutnya, Perum Bulog sudah menggelontorkan beras ke pasar demi menstabilkan harga beras. Untuk kelas beras premium bulog dilepas dengan harga Rp8.300 per kilogram, sayangnya di lapangan justru harganya di angka Rp12.979 per kilogram.

“Saya tidak tahu kenapa begitu banyaknya (beras) yang kita lepas, harganya tetap tinggi, pasti ada sesuatu,” kata Budi Waseso saat melakukan konferensi pers di kantornya, Jumat (20/1) kemarin.

Ia menegaskan bahwa kondisi harga beras ini tidak lain karena ulah para mafia beras yang mencoba melakukan tindakan curang. Ia pun berjanji akan menindak mereka semua bersama dengan Satuan Tugas (Satgas) Pangan.

“Kalau saya mantan polisi, mantan Kabareskrim saya sudah tahu, sebenarnya sudah tahu. Dan saya juga tidak bodoh-bodoh amat. Kalau tanda kutip ada mafia, memang ada. Nanti saya kasihkan ke Satgas Pangan,” ujarnya.

Purnawirawan polisi berpangkat terakhir bintang tiga itu menegaskan kepada semua pihak, bahwa semua kebijakan yang diambilnya adalah atas perintah Presiden.

“Saya ini punya kebijakan atas perintahnya Bapak Presiden,” sambungnya.

Lepas 100.000 Ton Beras

Lebih lanjut, Budi Waseso menggelontorkan beras kelas premium dengan total 100.000 ton. Semua beras itu akan digunakan untuk memenuhi stok beras di pasar.

“Minggu ini saya targetkan 100.000 ton,” jelasnya.

Kemudian, Budi Waseso juga menyampaikan bahwa saat ini beras impor sudah masuk ke pasaran. Oleh sebab itu, beras Bulog ini akan melakukan stabilitas stok beras di pasar. Sehingga ia pun meminta agar semua beras kelas medium bisa serentak berada di harga eceran tertinggi (HET) Rp9.450 per kilogram.

“Saya sangat berharap, beras ini sampai ke konsumen ya, ikuti HET. Nggak ada alasan dia atas itu. Ukurannya di beras medium, kan belinya juga di harga medium,” tegasnya.