HOLOPIS.COM, JAKARTA – IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menyampaikan warning kepada orang tua yang memiliki anak di bawah 3 tahun. Apalagi, di usia tersebut, anak – anak masih suka memasukkan apa pun ke dalam mulut, takutnya dia tersedak.

Menurut Ketua Pengurus Pusat IDAI, Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), orang tua harus memperhatikan sejumlah aspek seperti keamanan dan edukasinya.

Permainan anak saat ini, mulai bergeser menjadi kegiatan daring seiring hadirnya permainan daring di berbagai platform digital..

“Banyak juga yang terjebak dengan gadget, adiksi gadget, kecanduan game online. Bahkan ada anak yang semalaman di warnet, tidak pulang-pulang,” jelasnya kepada para wartawan yang dikutip Holopis.com, Senin (16/1).

“Saya kira ini sudah tidak sehat dan butuh edukasi dari ahlinya, seperti apa permainan anak-anak yang menimbulkan stimulasi,” sambung Dr Piprim.

Sementara itu, Ketua Bidang 3 Pengurus Pusat IDAI, DR D. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, menjelaskan jika pendampingan orang tua sangatlah penting dalam pemilihan mainan atau permainan bagi anaknya.

Aspek yang harus diperhatikan dalam memilih mainan atau permainan, salah satunya adalah perkembangan anak dan keamanannya untuk anak.

“Untuk usia tiga tahun ke bawah ada aturan-aturan salah satunya ukurannya tidak boleh terlalu kecil, karena anak usia di bawah tiga tahun masih suka memasukkan apapun ke dalam mulut, takutnya dia tersedak,” jelas Bernie.

Sementara untuk anak usia tiga tahun hingga enam tahun yang umumnya sudah mulai tertarik mengeksplorasi, orangtua bisa memilih mainan yang bisa memancing minat petualangan anak, sehingga membuat mereka lebih percaya diri untuk mengeksplorasi lingkungannya.

“Anak yang lebih besar lagi, anak usia prasekolah, (bisa dipilihkan permainan yang) membantu mereka mengembangkan rasa kerja sama dan sosialiasi mereka,” kata Bernie.

Sementara untuk anak usia sekolah dengan kemampuan yang sudah lebih lagi, bisa dicarikan permainan atau mainan yang merangsang kemampuan ketangkasan, kreativitas, perkembangan motorik, memecah masalah yang lebih tinggi sehingga permainan dapat lebih kompleks.

Bermain, sambung Bernie, memiliki banyak manfaat bagi anak antara lain membantu dalam kemampuan berpikir, emosi, fisik, kreativitas, imajinasi, komunikasi, interaksi, sosial emosi, kemampuan memecahkan masalah hingga belajar menunggu giliran.

“Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan hati. Bermain harus menyenangkan,” pesannya.