Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah orang miskin di Indonesia per September 2022 bertambah menjadi 26,36 juta jiwa, atau 9,57 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Kepala BPS, Margo Yuwono menyampaikan, bahwa bertambahnya angka masyarakat miskin tersebut disebabkan oleh sejumlah hal, salah satunya yakni kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Jadi, meski pemerintah memberikan bantalan melalui bansos, tapi tidak dapat dipungkiri kenaikan harga BBM memberikan dampak ke harga komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat miskin,” kata Margo dalam konferensi pers yang dikutip Holopis.com, Senin (16/1).

Margo menuturkan, setidaknya terdapat sejumlah komoditas pangan maupun non pangan utama yang harganya naik dan mendorong kenaikan kemiskinan di September 2022.

“Harga komoditas yang dikonsumsi penduduk miskin kalau dibandingkan Maret 2022 ada kenaikan,” katanya.

Adapun daftar komoditas yang mengalami kenaikan tersebut diantaranya yakni :

1. Beras naik 1,46 persen
2. Gula pasir naik 2,35 persen
3. Tepung terigu naik 13,97 persen
4. Cabai merah naik 42,60 persen
5. Telur ayam ras naik 19,01 persen
6. Pertalite naik 30,72 persen
7. Solar naik 32,04 persen
8. Pertamax non subsidi naik 16 persen
9. Kontrak rumah naik 0,97 persen
10. LPG 3Kg naik 1,58 persen.

Sebagai informasi Sobat Holopis, penghitungan jumlah kemiskinan di Indonesia dilakukan oleh BPS selama dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Maret dan September.

Untuk saat ini, garis kemiskinan di Indonesia naik 5,95 persen dari Rp505.000 pada Maret 2022, menjadi Rp535.547 per kapita per bulan.