HOLOPIS.COM, JAKARTA – Nama Muhammad Fahim Mawardi, pengasuh Pondok Pesantren Al Djaliel 2 dikabarkan tengah berurusan panjang dengan istrinya, yakni Nyai HA. Pasalnya, ia dilaporkan ke polisi terkait dengan dugaan pelecehan seksual terhadap 11 santriwati dan 4 ustadzah di Pondok Pesantrennya di kawasan Mangaran, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Mendapati kabar itu, direktur eksekutif Komite Pemberantasan Mafia Hukum (KPMH) Habib Muannas Alaidid ikut prihatin.

“Korbannya terlalu banyak, untuk kesekian kalinya terjadi lagi di ponpes,” kata Muannas seperti dikutip Holopis.com, Senin (9/1).

Jika kasus ini benar adanya, Muannas pun berharap para korban berani terbuka dan melaporkan ke polisi.

“Kita beri dukungan semoga korban berani buat laporan dan Polri dapat mengusut kasus yang sangat memalukan ini,” ujarnya.

Fahim membantah jadi kiai cabul

Sebelumnya, istri Fahim, Ibu Nyai HA melaporkan kasus dugaan pencabulan terhadap 11 orang santriwati dan 4 ustadzah. Bahkan dalam laporannya, sang suami menggunakan sebuah kamar yang ada di lantai 2 pesantren yang disiapkan kunci pengaman berbasis fingerprint.

Laporan yang dibuat pada hari Kamis (5/1) tersebut dipaparkan oleh Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jember, Iptu Dyah Vitasari.

Dimana di dalam kamar khusus itu, kerap santriwati diajak masuk dan menginap di dalam sana. Kemudian mereka keluar pada saat dini hari.

“Pak Kiai disebut sering kalau malam memasukkan santriwatinya ke dalam ruangan khusus berbentuk kamar pribadi. Masuknya dari malam, keluarnya sekitar dini hari,” kata Iptu Dyah.

Sementara terkait dengan laporan itu, Fahim membantahnya. Kepada wartawan, Fahim menyatakan siap jalan jongkok ke Jakarta sambil telanjang sebagai hukuman bila tuduhan ia mencabuli 15 orang itu benar adanya.

“Dia mempunyai video saya, kalau ada, saya ambil video itu, saya beli Rp 100 juta kemudian setelah itu kalau bukti-bukti itu ada di meja hijau di pengadilan, saya siap jalan jongkok dari Jember ke Jakarta, kalau perlu saya jalan jongkok telanjang bulat, lagi. Saya serius bicara ini,” kata Fahim, Jumat (6/1).

Tidak hanya berjalan jongkok saja, Fahim bahkan menggaransi bahwa ia pun akan telanjang bulat saat melalukan aksinya. Hal ini disampaikan untuk meyakinkan bahwa dirinya tak melakukan apa yang telah dituduhkan kepadanya.

“Saya bertaruh. Kalau mereka mempunyai bukti yang katanya mencabuli atau apalah bahasanya, saya berani jalan jongkok dari Jember ke Jakarta telanjang bulat,” sambungnya.