HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Prof Mohammad Mahfud MD menyatakan bahwa dirinya tak memiliki masalah mendalam dengan Rizal Ramli.
“Saya tak merasa berseteru mendalam dengan Rizal Ramli. Saya bisa jelaskan,” kata Mahfud MD dalam keterangannya seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (7/1).
Lantas apa yang membuatnya meledak-ledak di media sosial terhadap Rizal Ramli, sampai menyebutnya bodoh. Hal ini karena eks Menko Kemaritiman sekaligus ekonom itu memulai melakukan serangan narasi negatif kepadanya. Bahkan cenderung melewati batas normal.
“Dia mencerca saya secara publik, maka saya hanya menjelaskan juga secara publik. Kalau saya terpaksa bilang dia bodoh dan ngawur, karena dia bilang saya mengalami kemerosotan intelektual dan menjadi penjilat. Apa itu wajar dikatakannya hanya karena saya mengatakan Perppu Ciptaker Sah?,” ujarnya.
Kemudian, Mahfud juga menyatakan bahwa penilaian Perppu Cipta Kerja sah secara prosedural juga bukan hanya dirinya. Para pakar hukum lain juga memberikan penilaian serupa.
“Selain yang bilang tidak sah, yang bilang Perppu Ciptaker sah kan banyak, termasuk para guru besar hukum tata negara seperti Yusril, Irman Putra Sidin, dan Satya Arinanto,” tandasnya.
Selain itu, Mahfud juga tidak terima dengan tudingan negatif Rizal Ramli kepadanya. Salah pemahaman tentang konteks dan isi ucapannya beberapa tahun lalu pun telah membuat perspektif publik buruk kepadanya.
“Rizal juga bilang saya menghina para pendiri republik seperti Sukarno, Hatta dan Nasir karena, kata dia, saya bilang ‘setiap orang yang menjadi penguasa menjadi iblis’. Loh, Padahal saya tak pernah bilang begitu. Maka saya harus jawab juga secara terbuka setara dengan cara dia mencerca saya secara terbuka,” tegasnya.
Persoalan tabayyun yang didorongkan publik juga menjadi soal jika narasi negatif Rizal Ramli tak dicounter. Sebab, pola komunikasi sahabatnya itu pun tak elok, langsung menghardik dan mencerca dirinya di ruang sosial media.
“Orang mengatakan sebaiknya tabayun. Itu betul, tapi bagi saya tabayun itu adalah penjelasan yang seimbang kepada publik, sebab dia bicara ke publik. Kalau saya hanya langsung ngomong dengan dia, publik kan tidak tahu bahwa dia bohong dengan mengorbankan saya,” paparnya.
Terakhir, Mahfud MD menyebut bahwa dirinya dan Rizal Ramli adalah sesama santrinya KH Abdurrahmad Wahid alias Gus Dur. Keduanya pun sebenarnya tidak memiliki persoalan khusus.
Hanya saja panasnya ruang media sosial tersebut hanya bagian dari akibat dari sebab yang diperbuat Rizal Ramli di ruang publik itu.
“Itulah para santri Gus Dur. Saya dgn Rizal ya biasa saja, tak perlu diakurkan lagi, karena kalau saya ya tetap akur dan sama sekali tak dendam. Keperluan saya hanya memberi penjelasan yang setara kepada publik,” pungkasnya.