HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Pohukam), Mahfud MD angkat bicara terkait video viral yang menarasikan Hakim Wahyu Iman Santoso membocorkan rencana vonis untuk Ferdy Sambo.

Mahfud menduga, video tersebut dibuat untuk mengintervensi hakim agar tidak berani menjatuhkan vonis berat kepada terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J itu.

“Sementara ini saya menduga bahwa video itu merupakan bagian dari upaya untuk menteror hakim agar tak berani memvonis Sambo dengan vonis yang berat,” kata Mahfud dalam pernyataan pers yang diterima Holopis.com, Jumat (6/1).

“Logikanya, biar hakim ragu memvonis Sambo karena khawatir vonisnya dinilai sebagai hasil konspirasi karena sama dengan video yang telah viral sebelumnya,” sambungnya.

Mahfud mengatakan, bahwa dirinya pernah mengalami hal yang sama saat dirinya menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) di era Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Saya dulu sering mengalami hal yang sama. Waktu saya Ketua MK, saat mengadili perkara Pilkada Gubernur Maluku Utara yang digugat oleh Gafur mengalami teror saat itu,” katanya.

Kala itu, Mahfud mengaku merasa diteror dengan beredarnya pemberitaan yang menarasikan, bahwa dirinya sudah dipanggil oleh Presiden SBY untuk memvonis kalah gugatan Gafur.

Pemberitaan itu muncul 3 hari sebelum jadwal sidang vonis. Namun ia saat itu mengaku tak gentar dengan teror tersebut dan tetap memvonis kalah gugatan Gafur.

“Saya tahu itu teror agar saya tak berani mengalahkan Gafur. Tetapi saya tak perduli, Gafur tetap kalah di MK. Wong saya tak pernah bicara perkara apa pun dengan Presiden SBY kok dituding saya bersekongkol dengan SBY,” pungkas Mahfud.

Meski begitu, kebenaran dari video yang beredar luas di masyarakat itu perlu untuk diselidiki terlebih dahulu. Bisa saja, kata Mahfud, narasi dalam video tersebut hanya sepenggal dari sebuah pembicaraan.

“Itu harus diselidiki. Bisa jadi pelanggaran etik kalau benar itu terjadi. Mungkin juga video itu dipotong-potong, dari rangkaian pembicaraan sehingga timbul kesan tertentu,” tutur dia.

Diberitakan Holopis.com sebelumnya, beredar sebuah video terkait Wahyu Iman Santoso selaku Hakim Ketua perkara pembunuhan berencana Brigadir J.

Dalam video itu, orang yang diduga Wahyu menceritakan soal kasus Ferdy Sambo.

Wahyu tampak mengenakan baju batik, celana abu-abu, dan sepatu hitam. Ia sedang duduk di sofa sambil menerima telepon.

Setelah itu, terlihat pria diduga Wahyu melanjutkan diskusi dengan seorang wanita di depannya. Namun, belum diketahui sosok wanita itu.

“Bukan, masalahnya dia enggak masuk akal banget dia nembak pakai pistol Josua. Tapi enggak apa-apa, sah-sah saja. Saya enggak akan pressure dia harus ngaku, saya enggak butuh pengakuan,” kata pria yang diduga Hakim Wahyu.

Pria itu juga mengaku tidak membutuhkan pengakuan dari terdakwa Ferdy Sambo.

“Saya enggak butuh pengakuan. Kita bisa menilai sendiri. Silakan saja saya bilang mau buat kayak begitu. Kemarin tuh sebenarnya mulut saya sudah gatel, tapi saya diemin saja,” kata pria itu.