HOLOPIS.COM, JAKARTA – Akhir-akhir ini viral kisah pemuda kelahiran tahun 1999 yang bernama Pulung Mustika Abima alias Tiko.
Tiko viral karena merawat ibunya, Eny Sukaesih tanpa listrik dan air selama kurang lebih 11 tahun. Ibunya bahkan mengalami gangguan jiwa akibat ditinggal pergi oleh suaminya, ayah Tiko, Herman Moedji Susanto.
Hal ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan, salah satunya Direktur Lembaga Bantuan Hukum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (LBH PB SEMMI), Gurun Arisastra. Menurutnya, kisah Tiko harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah.
“Kisah Tiko ini luar biasa, sejak berumur 12 tahun ia merawat ibunya seorang diri yang mengalami gangguan jiwa selama 11 tahun, ini harus mendapat perhatian serius dari pemerintah,” kata Gurun kepada Holopis.com, Jumat (6/1).
Kemudian, advokat muda itu juga mengapresiasi langkah Pemerintah yang telah menerjunkan tim Pemadam Kebakaran DKI Jakarta untuk membersihkan rumah Tiko dan dibantu oleh warga sekitar.
“Rumah Tiko sudah dibersihkan dan disemprot disinfektan oleh Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, artinya ini bukti negara atau pemerintah hadir memberikan perhatian, tentu kita mengapresiasi ini,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Gurun juga menilai bahwa Tiko layak dijadikan Duta Pemberdayaan Perempuan dan Anak. Oleh karena itu, dirinya pun akan mendorong Tiko untuk ditetapkan sebagai Duta Pemberdayaan Perempuan dan Anak oleh pemerintah sebagai bahan inspirasi semua anak-anak dan generasi muda Indonesia tentang pentingnya merawat dan menjaga orang tua mereka.
“Saya menilai Tiko layak dijadikan Duta Pemberdayaan Perempuan dan Anak, kita akan surati (pemerintah), kita akan usulkan ini pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak,” terangnya.
Gurun beralasan, sikap dan perilaku Tiko yang merawat dan memuliakan ibunya seorang diri patut menjadi teladan yang sangat baik. Apalagi, ibu Tiko tengah mengidap gangguan kejiwaan usai ditinggal oleh sang suami karena meninggal dunia.
“Tiko memiliki moralitas yang sangat baik, saya takjub, bagaimana ia merawat, mengasihi, memuliakan ibunya yang seorang wanita, selama kurang lebih 11 tahun ia tetap bertahan, tidak pergi meninggalkan ibunya, dan begitu kuat mentalnya sebagai anak. Ini layak kita dorong sebagai Duta Pemberdayaan Perempuan dan Anak,” pungkas Gurun.