HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik mencatat indeks harga konsumen pada sepanjang 2022 mengalami inflasi sebesar 5,51%. Angka inflasi tersebut lebih tinggi ketimbang dengan tahun sebelumnya yang hanya 1,87%.

Kepala BPS, Margo Yuwono menjelaskan, tingginya inflasi itu disebabkan oleh kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, dan biaya kontrak rumah.

“Pada Desember 2022 terjadi inflasi sebesar 5,51% secara year on year dan secara year to date,” kata Margo dalam konferensi pers yang dikutip Holopis.com, Senin (2/1).

Margo mengatakan inflasi terbesar terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, yakni mencapai 15,26% dengan andil terhadap inflasi 1,84%. Kemudian, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau juga mengalami inflasi 5,83% dengan andil terhadap inflasi 1,51%.

Dia menyebut inflasi tertinggi pada tahun 2022 terjadi di Kotabaru yang mencapai 8,65%. Sementara untuk inflasi terendah tercatat di Sorong, yakni hanya 3,26%.

Kemudian berdasarkan komponennya, komponen harga yang diatur pemerintah pada 2022 secara tahunan mengalami inflasi sebesar 13,34% dengan andil sebesar 2,36%.

Margo menjelaskan, tingginya inflasi komponen harga diatur pemerintah didorong oleh kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, dan tarif angkutan dalam kota.

Adapun untuk inflasi tahunan komponen harga bergejolak tercatat sebesar 5,61%, dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,95%. Angka tersebut mengalami penurunan dibanding dengan bulan sebelumnya yang mencapai 5,7%.

“Sementara itu, komponen inti mengalami inflasi sebesar 3,36% dengan andil terhadap inflasi 2,2%,” ujar Margo.

Sebagai informasi Sobat Holopis, Pemerintah pada awalnya menargetkan inflasi pada tahun ini hanya sebesar 3%.

Namun menurut Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati tingkat inflasi Indonesia yang mencapai 5% masih tergolong moderat di tengah kenaikan komoditas energi dan pangan global.