HOLOPIS.COM, KUTAI KARTANEGARA – Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Kutai Kartanegara (FISIP Unikarta), Fadlurrahman Mahfudz menilai, bahwa Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) akan menjadi ciri baru Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Bisa dikatakan wilayah Kaltim, khususnya Kabupaten PPU dan Kukar mencirikan identitas wajah IKN yang sangat pas, khas dan tepat,” kata Fadlurrahman di kampus Unikarta, Tenggarong, Kukar, Kalimantan Timur seperti dikutip Holopis.com, Selasa (27/12).
Lalu, ia juga berpendapat bahwa kepindahan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur adalah sesuatu yang sangat positif untuk kemajuan Indonesia di kemudian hari.
“Kami kira, kepindahan dan pembangunan IKN Nusantara di Kaltim sebagai kebijakan yang sudah tepat dan strategis untuk kepentingan bangsa dan negara di masa mendatang,” ujarnya.
Ia pun yakin, seluruh generasi milenial, mahasiswa dan pemuda serta masyarakat asli Kalimantan Timur akan sangat mendukung terhadap pembangunan IKN di wilayah mereka.
Hanya saja ia meminta agar otoritas terkait tetap memperhatikan kualitas sumber daya manusia (SDM) lokal agar mereka bisa ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan dan kemajuan IKN Nusantara tersebut.
“Kami pribadi setuju sekali dan mendukung kepindahan IKN di Kaltim, namun demikian perlu diantisipasi agar kemajuan pembangunan IKN dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat atau kearifan lokal wilayah Kaltim. Jangan sampai warga lokal nantinya hanya menjadi penonton di wilayahnya sendiri,” ucapnya.
Oleh sebab itu pula, Fadlurrahman mengingatkan dan mengajak seluruh pemuda asli Kaltim agar mulai mempersiapkan diri dari sekarang, karena cepat atau lambat bakal ada migrasi secara besar-besaran penduduk ke Kaltim setelah pemerintahan nanti pindah ke IKN Nusantara.
“Akan ada persaingan SDM antara warga pendatang dan lokal, sehingga warga lokal memang harus siap SDM-nya untuk bisa bersaing. Jadilah pemuda penggerak, agar bisa terlibat langsung di dalam pembangunan IKN Nusantara Kaltim,” tuturnya.
Lebih lanjut, Fadlurrahman juga berpandangan bahwa penetapan IKN di wilayah Kaltim pun sudah sangat tepat, walaupun di era pemerintahan Presiden Soekarno sempat mencuat nama Palangkaraya Kalimantan Tengah sebagai IKN. Wacana tersebut ada pada tahun 1957 pada saat kunjungan Bapak Proklamator itu di Palangkaraya.
Lalu, wacana pemindahan IKN tersebut pun sempat mencuat kembali pada tahun 2009, yang mana kajian IKN muncul di dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), dan dibentuklah tim kecil pada 2010 dengan menghadirkan kajian-kajian lanjutan.
“Baru kemudian, Presiden Joko Widodo yang berani mengambil kebijakan tegas dan strategis terkait pemindahan IKN dengan ditetapkannya UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN Nusantara di Kaltim,” tandasnya.
Pertimbangan Pindan Ibu Kota
Sementara itu, ia juga menilai bahwa pertimbangan pemindahan IKN ke Kaltim tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, yakni hampir 70 persen penduduk Indonesia ada di pulau Jawa. Selain itu, produk domestik regional bruto (PDRB) juga didominasi oleh pulau jawa. Konvensi lahan juga lumayan besar di Jawa. Penduduk yang paling terpadat ada di pusat ibu kota Jakarta, meski wilayahnya kecil total penduduk DKI Jakarta mencapai sekitar 12 juta.
“Artinya, kepadatan penduduk di Kota Jakarta mencapai 17.013 Jiwa/ Km persegi, ditambah beban buruknya faktor lingkungan dan polusi udara,” ucapnya.
Ditambah lagi, ia berpandangan bahwa faktor infrastruktur pendukung IKN sudah sangat terpenuhi, yakni dengan adanya dua bandara di Balikpapan dan Samarinda, serta pelabuhan laut besar di Balikpapan.
Lalu, potensi bencana alam di Kaltim juga sangat kecil, karena masih jauh pertemuan lempeng australia dan pasifik dari Kalimantan. Hal ini berbeda dengan Jawa yang begitu berdekatan antara kedua lempeng tersebut.
“Masyarakat Kaltim juga sangat Heterogen mencirikan sebagai wajah ibu kota yang pluralis, toleransi, sehingga sudah sangat tepat dan pas sebagai IKN Nusantara,” pungkasnya.