Advertisement
Categories: Indepth

INDEPTH : Mengapa Media Fisik Harus Bertahan Demi Dunia Perfilman? Begini Ulasannya

Advertisement

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Seperti yang kita ketahui, masa kejayaan media fisik, seperti DVD dan Blu-ray, sudah lewat karena tergantikan dengan layanan streaming seperti Netflix, Prime Video, dan Disney+ yang pada akhirnya telah mematikan toko penyedia DVD dan Blu-ray sewaan.

Untuk orang awam, mungkin tampak mengejutkan bila masih ada beberapa orang yang mengumpulkan atau mengoleksi media fisik.

Namun, tampaknya ini adalah pola pikir yang salah, karena media fisik ternyata diramalkan akan kembali memiliki peran di masa depan film.

Streaming memang telah membuka pengalaman film secara dramatis, tetapi itu bukan berarti ia menjadi pengganti media fisik. Ada berbagai serangkaian masalah yang berbeda dalam dunia streaming, mulai dari aksesibilitas hingga kepemilikan.

Agar sinema perfilman dapat bertahan, media fisik pun ternyata harus berdampingan dengan streaming.

Berikut adalah beberapa poin penting yang telah tim Holopis.com rangkum untuk menjelaskan mengapa media fisik juga penting dalam dunia film.

1. Layanan Streaming Datang Dengan Beragam Masalah

Film streaming menawarkan banyak keuntungan, tetapi ia hadir dengan masalahnya sendiri. Konten dalam layanan streaming sangat terbatas pada layanan yang ditawarkan seperti HBO Max, Disney+, dan Netflix. Tidak ada layanan catch-all yang memiliki segalanya, dengan sebagian besar platform streaming umumnya membutuhkan paywall (berbayar) untuk mengakses konten.

Selain itu, film dan konten yang ditawarkan kepada penonton atas kebijaksanaan pemiliknya, yang berarti penonton tidak benar-benar memiliki hak untuk menonton favorit mereka dengan ketentuan pribadi mereka.

Itu dapat dilihat dari bagaimana beberapa judul telah meninggalkan platform streaming tanpa peringatan, yang berarti kehadiran mereka di streamer lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang telah memiliki disk.

Namun kendala paling keji untuk layanan streaming adalah masalah perizinan. Hak streaming adalah masalah hukum yang berbeda dibandingkan dengan video rumahan dan hak siar. Misalnya, komedi terkenal Kevin Smith, Dogma, tidak pernah dirilis di layanan streaming karena kurangnya dokumen yang menetapkan kepemilikan di platform streaming.

Selain itu, jika hak atas properti berubah, hak milik dapat dihapus sesuka hati. Itu bahkan dapat dikaitkan dengan masalah penyebaran judul di seluruh platform, karena waralaba yang sudah berjalan lama seperti Halloween telah dibuat di banyak studio dengan layanan streaming yang berbeda.

Bergantung pada streaming untuk menonton film juga akan merusak pengalaman pengguna, karena akan membatasi jenis film yang dapat mereka akses.

Page: 1 2 3

Share
Published by
Fisca Dwi Astuti

Recent Posts

Vadel Badjideh Ngamuk Mukanya Diganti Monyet : Band Radja Tidak Profesional

Tiktokers Vadel Badjideh mengungkapkan kekesalannya kepada band kenamaan Indonesia, Radja.

10 menit ago

Kunci Gitar Loving Is Easy – Rex Orange Country feat. Benny Sings Chord

JAKARTA - Rex Orange County, seorang penyanyi dan produser asal Inggris, kembali memikat pendengar dengan…

40 menit ago

Ini Bahayanya Minum Air Isi Ulang, Waspada!

Beberapa bulan lalu jagad maya X atau Twitter diramaikan dengan perbincangan mengenai keamanan air isi…

1 jam ago

Airlangga Pastikan QRIS dan e-Toll Tak Kena PPN 12%

JAKARTA - Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan bahwa semua produk yang berakitan dengan bahan kebutuhan…

2 jam ago

Dishub Jakarta Pastikan Tak Hapus Koridor 1 Transjakarta

Wacana yang beredar terkait peniadaan koridor 1 (Blok M-Kota) akibat adanya MRT Fase 2A selesai…

2 jam ago

Ferry Koto Anggap Kemarahan PDIP Gegara Kecele Jokowi di Pilpres 2024

JAKARTA - Influencer Ferry Koto menilai bahwa kemarahan PDIP kepada Joko Widodo saat ini berasal…

3 jam ago