yandex
Kamis, 9 Januari 2025

Ignatius Kardinal Suharyo Soroti Maraknya Konten Hoaks dan Ujaran Kebencian

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo menyoroti perihal maraknya konten-konten bohong atau hoaks yang bertebaran di dunia maya.

Dikatakannya, setidaknya ada ratusan ribu situs di Indonesia yang dengan sengaja memproduksi dan menjual konten-konten hoaks tersebut untuk merusak tatanan kehidupan bersama.

Menurutnya, hal semacam itu jelas-jelas bertentangan dengan cita-cita bangsa Indonesia dan para pejuang dalam Pancasila.

“Kalau kita hadapkan realitas itu dengan cita-cita bangsa kita ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab’, kalau orang menciptakan konten bohong dengan sengaja untuk merusak kehidupan bersama, apakah itu tidak berlawanan,” kata Suharyo dalam konferensi pers di Gereja Katedral Jakarta, sebagaimana dikutip Holopis.com, Minggu (25/12).

Tak hanya itu, Suharyo juga menyoroti konten-konten ujaran kebencian yang bertebaran di media sosial. Dimana dikatakan olehnya, lebih dari 50 persen diantaranya berkaitan dengan SARA.

“Ujaran kebencian di media sosial banyak sekali, 62 persen diantaranya itu yang berkaitan dengan SARA. Konten ujaran kebencian itu kan bertentangan dengan sila manapun, khususnya sila ketiga,” tegasnya.

Sama halnya dengan hoaks, konten ujaran kebencian juga jelas-jelas bertentangan dengan cita-cita bangsa, khsusnya sila ketiga Pancasila yang berbunyi ‘Persatuan Indonesia’.

Selain itu, konten ujaran kebencian juga akan merusak persatuan yang telah dibangun sejak lama, bahkan sebelum Indonesia merdeka.

“Kalau kalau kita menyebarkan ujaran kebencian, pasti persatuan kita sebagai bangsa yang dibangun sejak awal, sejak kebangkitan 1908, sumpah pemuda 1928. Itu kan dirusak semua,” tuturnya.

Dia pun mengingatkan, bahwa persatuan adalah kunci bangsa Indonesia untuk lepas dari belenggu penjajahan dan keluar dengan memperoleh kemerdekaan.

“Bangsa kita itu dijajah 350 tahun, karena pecah-pecah. Ketika kebangkitan nasional mulai, bermuara pada sumpah pemuda satu nusa satu bangsa satu bahasa, 17 tahun kemudian Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, karena Indonesia bersatu,”

Dia pun berpesan kepada seluruh masyarakat di Tanah Air, khsusnya kepada umat kristiani untuk bersama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

“Kalau persatuannya diacak-acak tentu akan menjadi kerugian di dalam NKRI,” pungkasnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral