HOLOPIS.COM, JAKARTA – Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) COVID-19, Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, bahwa ada kemungkinan besar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut akhir tahun.

Kebijakan tersebut dibarengi dengan semakin melandainya kasus COVID-19 di dalam kurun waktu sebulan terakhir, usai sempat menyentuh kurang lebih 40 ribu pasien dalam satu pekan.

“Kasus positif dan kasus aktif sempat mengalami kenaikan selama empat minggu di akhir oktober kemarin di mana kasus positif mingguan naik dari 19 ribu menjadi 46 ribu kasus,” kata Prof Wiku dalam konferensi pers seperti dikutip Holopis.com, Kamis (22/11).

Saat ini kata Prof Wiku, kasus di Indonesia sekitar 1.100 kasus untuk per harinya, dari rerata 6.500 kasus.

“Dengan rata-rata 6.500 kasus per hari, namun kenaikan ini tidak lama dan empat minggu terakhir mengalami penurunan menjadi rata-rata seribu seratus kasus per hari,” ujarnya

Kemudian, ia juga menyampaikan bahwa penurunan kasus aktif dan kasus positif COVID-19 otomatis berdampak pada angka kematian.

Untuk kasus meninggal mengalami penurunan menjadi 174 kasus per minggu, dengan rata-rata 24 orang meninggal akibat COVID-19 setiap hari.

Kabar baiknya, angka kesembuhan relatif tinggi sepanjang 2022, bahkan dua bulan terakhir mencapai 97 persen.

“Melihat data yang ada, COVID-19 di Indonesia dapat dikatakan terkendali,” beber dia.

Untuk itu, Prof Wiku berpesan, di masa PPKM dicabut, masyarakat tetap harus memiliki kesadaran penuh untuk mencegah penularan atau terinfeksi COVID-19. Meski Indonesia diakuinya sudah dalam situasi endemi COVID-19, secara global status pandemi masih belum dicabut.

“Perubahan kebijakan tersebut memerlukan kedisiplinan masyarakat dalam menjaga kesehatannya secara lebih mandiri agar transisi dapat berjalan dengan baik dan COVID-19 tetap terkendali di Indonesia, meskipun saat ini Indonesia sudah mulai masuk ke dalam situasi endemi,” terangnya.

Terakhir, ia juga menegaskan bahwa pemerintah tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam keputusan ke depannya, dilakukan dengan tetap mementingkan protokol kesehatan, vaksinasi, surveilans serta mementingkan komunikasi publik kepada masyarakat demi meningkatkan dan menjaga herd immunity tetap tinggi.