HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua organizing committee (OC) Kongres VIII Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI), Hengki Primana menyampaikan, bahwa hajatan besar organisasinya itu bakal diselenggarakan pada bulan Februari tahun depan.
Lokasi yang dituju untuk suksesi Kongred VIII PB SEMMI adalah Kota Surabaya, Jawa Timur.
Hengki juga menyebut, bahwa agenda utama Kongres adalah menentukan pemilihan Ketua Umum baru untuk periode 2022-2027.
“Kota Surabaya menjadi tempat bersejarah bagi SEMMI dan Syarikat Islam. Kota Pejuang akan menjadi saksi Kader SEMMI memilih Kader terbaiknya sebagai Ketua Umum PB. SEMMI periode mendatang,” kata Hengki dalam keterangannya yang diterima Holopis.com, Minggu (18/12).
Saat ini, panitia pelaksana telah meluncurkan logo Kongres PB SEMMI di Surabaya pada hari Jumat (16/13). Logo tersebut diresmikan langsung oleh Presiden Lajnah Tanfidjiyah Syarikat Islam (SI), Hamdan Zoelva.
“Kami mempersiapkan Kongres VIII SEMMI dimulai dengan peluncuran logo Kongres sekaligus menandakan dimulainya proses keberlanjutan kepemimpinan organisasi,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Steering Committee Kongres VIII PB SEMMI, Fikri Firdauzi menjelaskan, logo Kongres SEMMI yang diluncurkan terdiri dari empat gambar yaitu jembatan suramadu, rumah Peneleh, tugu pahlawan dan tugu hiu dan buaya.
“Logo Kongres SEMMI dengan dominasi warna hijau. Selain logo organisasi ada empat gambar yang sangat ikonik bagi Kota Surabaya dan Jawa Timur,” jelas Fikri.
Ia juga menerangkan secara lengkap filosofi dari logo Kongres SEMMI yang sudah resmi diluncurkan itu, antara lain ;
1. Warna Hijau
Merupakan sebuah gambaran tentang alami, daya hidup, martabat dan kekayaan.
2. Jembatan Suramadu
Merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan untuk menyambung suara suara rakyat.
3. Rumah Peneleh
Kembali ke Peneleh yang merupakan laboratorium dari ideologi bangsa Indonesia.
4. Tugu Pahlawan
Mengenang sejarah perjuangan para pahlawan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya.
5. Tugu Hiu dan Buaya
Surabaya terdiri dari kata sura (berani) dan baya (bahaya), yang kemudian secara harfiah diartikan sebagai berani menghadapi bahaya yang datang.
6. Bulat Hijau
Menandakan bahwa kita bersatu dan berkelompok dalam satu tujuan suara rakyat.
7. Lidah Api
Menandakan semngat kita tidak pernah padam dan selalu berenergi dalam memperjuangkan suara rakyat.
“Filosofi dari logo kongres, Gerakan yang tumbuh secara alami di dalam laboratorium pemikiran ideologi bangsa yang terdorong dari daya hidup struktur kehidupan berbangsa dan bernegara, untuk menyambung pokok pokok pikiran rakyat dengan semangat juang yang berani dan tak pernah padam dalam menghadapi ancaman yang hadir dalam perkembangan terhadap bangsa dan negara dengan cara bersatu di dalam wadah yang berenergi,” terangnya.