HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menyebut bahwa gerakan terorisme yang dilakukan selama ini adalah sebuah gerakan politik.
Direktur Pencegahan BNPT RI, Brigjen Polisi Ahmad Nurwakhid mengatakan, gerakan tersebut berupaya untuk mendongkel pemerintahahan yang sah melalui berbagai cara.
“Mereka itu gerakan politik yang ingin mengambil alih kekuasaan. Gerakan politik yang ingin berkuasa dengan memanipulasi, mendistorsi dan mempolitisasi agama,” kata Ahmad dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (18/12).
Menurut Ahmad, kelompok teroris tersebut berniat mendirikan sebuah negara dengan alasan apapun. Agamalah yang kemudian dijadikan alat pendekatan melancarkan aksi mereka.
“Padahal, tindakan mereka sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama manapun,” imbuhnya.
Dalam pelaksanaannya, kelompok tersebut juga kerap menyebut telah melanggar perjanjian ialah anti-pancasila maupun anti-keberagaman yang pada dasarnya sudah menjadi ketetapan/kehendak Allah.
“Paham radikal ibarat sebuah virus dan bisa memapar siapa saja tanpa terkecuali, termasuk polisi. Untuk mencegah penyebaran paham radikal dapat dilakukan dengan penyebaran narasi-narasi positif, penyebaran nilai ketuhanan, menanamkan nilai kebaikan serta moderasi berbangsa dan beragama,” pungkasnya.