HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengklaim bahwa jelang pemilu 2024, kegiatan media sosial dikhawatirkan bakal menjadi ladang yang subur.
Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja mengatakan, media sosial bisa berpotensi membuat polarisasi masyarakat akibat adanya perbedaan pilihan.
“Tantangan terakhir kita ke depan adalah bagaimana memantau dan mengawasi media sosial, yang kemudian membuat bangsa ini terpolarisasi,” kata Bagja dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (18/12).
Dengan dalih itulah, Bawaslu kemudian tengah membuat program untuk mengantisipasi masifnya penyebaran hoax yang bertebaran di media sosial.
“Ke depan kami ingin membuat sebuah program pengawasan media sosial untuk menurunkan ketegangan politisasi sara, hoax, dan black campaign. Kami harapkan ini menjadi program kita yang terpenting ke depan,” tukasnya.
Selain itu. Rahmat menyatakan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan instansi lainnya akan membentuk tim khusus untuk melakukan pengawasan media sosial.
“Kami mendorong pembuatan satgas, ada Kominfo, KPU, Bawaslu dan juga cyber crime untuk meredam isu-isu di medsos yang tidak benar, yang bertentangan dengan UU, ataupun yang berpotensi untuk kemudian membuat polarisasi, kegentingan, dan lain-lain,” ungkapnya.
“Januari Insyallah sudah terbentuk,” sambungnya.