HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bekas Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan menyebut bahwa pemerintah terkadang melakukan pembungkaman terhadap kritikan yang ada melalui cara-cara tertentu. Salah satunya adalah meminta agar pengritik berhenti untuk menyampaikan kritikannya.
“Kita kadang-kadang di pemerintahan itu matiin tuh kritiknya. Tolong dong ditelepon jangan kritik lagi,” kata Anies Baswedan dalam sebuah video yang dikutip Holopis.com dari R66 Newlitics, Minggu (18/12).
Menurutnya, komunikasi dua arah antara pemerintah sebagai pemangku kebijakan dengan pengritik bisa menghasilkan pendidikan publik yang baik, selama komunikasi dua arah itu dilakukan dengan benar.
“Itu sebetulnya public education. Selama faktual, selama tidak menyebarkan kebohongan dan meneror kebencian,” ujarnya.
Mantan rektor Universitas Paramadina Jakarta tersebut menegaskan bahwa di dalam dunia politik, tidak ada 100 persen pihak yang bersikap pro semua. Pasti ada dua sisi atau lebih yang beririsan di dalamnya.
“Tidak ada dalam sejarah di dalam gelanggang politik 100 persen sependapat, nggak ada. Coba carikan contoh, nggak ada. Jadi pasti ada yang tidak sependapat dan pasti ada yang tidak sependapat sekali. Itu pelajaran sejarah ratusan tahun,” tuturnya.
Sehingga ketika ada kritikan atau sikap kontra dari pihak lain, ia menyebut bahwa pemerintah atau pemegang kebijakan tidak boleh panik. Justru mereka harus bisa memberikan penjelasan dan argumentasi yang baik sehingga bisa ditangkap oleh semua pihak.
“Sekarang kita lihat ada yang tidak sependapat, waduh waduh waduh, panik. Ya dari dulu begitu kok. Adanya perbedaan itu membuat kita harus memberikan penjelasan lebih, memberikan argumen lebih, memberikan manfaat publik,” tandasnya.
Bahkan ia mencontohkan saat memimpin DKI Jakarta. Ia selalu memberikan penjelasan kepada publik dan pengritik untuk mendapatkan jawaban terkait dengan kontroversi kebijakan yang diambil oleh Pemprov DKI Jakarta.
“Kita mengelola di Jakarta nih, dikritik, kan kalau dikritik harus menjawab, berarti tim kita harus memberikan penjelasan. Terus yang dapat untung dari penjelasan itu siapa, pengritik? bukan, (tapi) publik,” tegasnya.