HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta menyebut bahwa pengangkatan Iptu Umbaran Wibowo menjadi Kapolsek Kradenan adalah hal yang sah-sah saja di organisasi Polri. Sekalipun, ia sebelumnya pernah berprofesi sebagai wartawan dan bertugas menjadi kontributor TVRI Jawa Tengah (Jateng) untuk wilayah Kabupaten Pati.

“Secara karir sah saja,” kata Stanislaus kepada Holopis.com, Kamis (15/12).

Hanya saja dalam konteks profesi sebelumnya yang merupakan intelijen khusus di Polres Blora, Stanislaus tentu berharap agar institusi Polri melakukan pertimbangan yang sangat matang, bukan hanya pada kepentingan peningkatan karir anggotanya, akan tetapi dampak lain yang berkaitan dengan perspektif eksternal.

“Perlu perhatian dampaknya, karena pasti akan banyak yang kaget,” ujarnya.

Di sisi lain, Stanislaus memandang positif Iptu Umbaran sebagai intel, dia berhasil karena belasan tahun menyamar tidak diketahui kalau sebenarnya ia merupakan anggota polisi. Sebab kata Stanislaus, biasanya memang para intelijen yang bertugas untuk melakukan penetran memilih untuk tetap menjadi penetran hingga pensiun bahkan menyimpan rahasia itu hingga meninggal.

“Sangat sedikit sekali penetran yang kemudian mendapat tugas secara terbuka,” imbuhnya.

Pun demikian, alumni Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia tersebut berpandangan bahwa setiap anggota Polri memiliki hak untuk mengingkatkan level karirnya masing-masing sesuai dengan jalur yang ada.

“Polri yang dari Satlantas bisa jadi Kapolsek, yang dari Reskrim juga bisa jadi Kapolsek, Brimob, Sabhara, bisa juga, dan dari intel tentu juga bisa. Namun perlu pertimbangan lebih cermat termasuk dari sisi dampak atau risiko jika dari intelsus karena sifatnya yang akan terbuka setelah sebelumnya tertutup,” tuturnya.

Polemik Polisi Undercover menjadi Terbuka

Lebih lanjut, Stanislaus Riyanta juga menyampaikan bahwa setiap polisi berhak untuk melanjutkan jenjang karirnya ke level yang lebih tinggi. Sekalipun anggota polisi tersebut adalah dari intelijen khusus (intelsus).

“Intelijen khusus kan anggota polri juga, hanya tugasnya khusus, undercover, tapi sebagai anggota Polri dia tentu berhak meniti karir, ketika sudah lolos asesmen, ya kenapa tidak,” ucapnya.

Yang menjadi persoalan selanjutnya setelah jenjang karir itu dicapai, mampukah anggota tersebut menjalankan dan mengemban amanah barunya itu atau tidak.

“Permasalahannya adalah, siap tidak yang bersangkutan mengemban tugas yang terbuka setelah selama belasan tahun bertugas secara tertutup (undercover),” tambahnya.

Kemudian, Stanislaus pun mengatakan risiko besar tentu bapak menghampiri anggota tersebut. Sebab, sebelumnya banyak yang mengenal bahwa dirinya adalah wartawan aktif hingga masuk ke organisasi wartawan. Lalu, tiba-tiba muncul dan diketahui ternyata selama ini merupakan anggota polisi aktif.

“Dilihat dari aspek sifat tugas intelijen yang harus tertutup memang riskan ketika tiba-tiba diketahui secara terbuka, apalagi jika petugas tersebut adalah penetran, tetapi hal ini juga bisa diambil hikmah positifnya bahwa anggota Polri yang belasan tahun bertugas menyamar dengan kinerja baik dapat diberikan penghargaan dengan jabatan,” tandas Stanislaus.

Pun demikian, ia juga memandang evaluasi tentang sistem asesmen dan kebijakan lain yang diambil oleh Kepolisian terhadap anggotanya tetap harus diperhatikan dengan sangat matang, terlebih seperti kasus yang saat ini tengah menyeret nama Iptu Umbaran.

“Memang sebaiknya sebelum bertugas secara terbuka sebaiknya ada massa transisi supaya tidak mengagetkan publik, atau cara lainnya adalah ditugaskan di tempat lain, yang berbeda dengan saat yang bersangkutan melakukan penetrasi,” pungkasnya.

Seperti diketahui Sobat Holopis, bahwa nama Iptu Umbaran Wibowo menjadi senter usai publik melihat pengangkatannya sebagai Kapolsek Kradenan, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan penjelasan dari Kabid Humas Polda Jawa Tengah, AKBP Iqbal Alqudusy bahwa Iptu Umbaran memang melakukan tugas undercover di Polres Blora sebagai wartawan. Ia menjadi kontributor TVRI Jawa Tengah. Profesi wartawannya itu dilakoni selama 14 tahun lamanya.

“Dia pernah ditugaskan sebagai intelijen di wilayah Blora,” kata AKBP Iqbal.

Kemudian pada bulan Januari 2021, penugasan Iptu Umbaran Wibowo sebagai satuan intelijen khusus di Polres Blora selesai. Kemudian ia menjadi anggota organik dari Polres Blora sebagai Kepala Unit Intelijen Polres Blora, hingga akhirnya ia menjadi Wakaposek Blora Kota.

Lalu, pada tanggal 12 Desember 2022. Iptu Umbaran Wibowo pun naik jabatan menjadi Kapolsek Kradenan menggantikan AKP Lilik Eko Sukaryono.