HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa pihaknya sepakat untuk berbenah, dengan lebih bekerja keras serta meningkatkan solidaritas.

“Kita sepakat untuk bekerja keras, bersama-sama meningkatkan soliditas,” kata Sigit dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (15/12).

Hal itu dilakukan sebagai bekal untuk menghadapi tantangan dalam menjalankan tugas-tugas ke depan, utamanya tugas-tugas yang memang menjadi tugas pokok Polri sendiri.

Sigit juga menyatakan, pihaknya akan mengamankan berbagai kebijakan pemerintah, serta mengawal agenda-agenda pemerintah, baik itu agenda nasional maupun internasional.

Terkait dengan kepercayaan publik terhadap korps Bhayangkara yang terus menurun, Sigit menegaskan, bahwa pihaknya akan bekerja dengan semaksimal mungkin untuk meraih kembali kepercayaan publik terhadap institusi yang dipimpinnya itu.

“Tentunya ini menjadi komitmen bersama, kita semua baik dari mulai satuan terbawah sampai dengan satuan yang ada di Mabes Polri,” tegas Sigit.

Lebih lanjut, Sigit mengklaim bahwa pihaknya selama ini telah menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Dia pun mengambil contoh terkait pengamanan KTT G-20 yang dianggapnya sebagai pengalaman terbaik.

Menurutnya, pengamanan KTT G20 yang telah berlangsung di Bali beberapa lalu itu menjadi tolok ukur tersendiri dalam hal pengamanan agenda-agenda Indonesia ke depan.

“Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ASEAN dan juga ada beberapa turnamen olahraga internasional yang juga harus kita amankan,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, dalam beberapa bulan terakhir ini, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri terus menurun. Hal itu tak lain karena sejumlah kasus yang menjerat sejumlah petinggi Polri.

Salah satu kasus tersebut yakni kasus dugaan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo terhadap ajudannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Dalam kasus itu, sejumlah personel Polri turut terlibat dalam skenario yang dilakukan oleh Ferdy Sambo, hingga berujung pada penetapan tersangka.

Kemudian, kasus lain yang menjadi pemicu anjloknya kepercayaan publik terhadap Polri yakni kasus tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang. Dimana dalam kasus ini, terdapat tiga personel polisi yang ditetapkan sebagai tersangka.

Tak berhenti di situ, kasus narkoba juga menyeret petinggi Polri berbintang tiga, yakni Irjen Pol Teddy Minahasa Putra.

Dalam kasus tersebut, Teddy diduga menukar dan menjual barang bukti berupa narkoba jenis Sabu-sabu saat dirinya masih menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat.