HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie memberikan sentilan keras kepada Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo (Bamsoet). Hal ini terkait dengan statemen politisi Partai Golkar itu yang membuka lagi wacana penundaan Pemilu 2024.
“Saya kira generasi yang ada saat ini bukan penjaga dan pengawal demokrasi dan konstitusi, akan tetapi banyak perusak demokrasi dan penghianat bangsa, salah satunya Bambang Soesatyo,” kata Jerry kepada Holopis.com, Sabtu (10/12).
Jerry menegaskan bahwa dimunculkannya kembali wacana penundaan Pemilu 2024 merupakan bentuk manuver politisi untuk melawan konstitusi. Apalagi wacana itu sudah banyak sekali mendapatkan perlawanan dari publik, sehingga ia heran mengapa Bamsoet yang notabane Ketua MPR malah kembali memunculkan isu tersebut ke permukaan.
“Pemilu tak perlu ditunda dan penambahan jabatan tak diperlukan dengan modus apapun,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bamsoet berbicara tentang wacana penundaan pemilu 2024 di acara rilis survei Poltracking pada hari Kamis (8/12) kemarin. Dimana ia meminta agar semua potensi persoalan di Pemilu 2024 bisa dihitung kembali. Jika potensi negatifnya masih terlalu banyak, maka bisa dipikirkan kembali untuk pelaksanaan pemilu serentak 2024 mendatang.
“Tentu kita juga mesti menghitung kembali, karena kita tahu bahwa penyelenggaraan pemilu selalu berpotensi memanaskan suhu politik nasional baik menjelang, selama, hingga pasca penyelenggaraan pemilu,” kata Bamsoet.
Politisi Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum I MPN Ormas Pemuda Pancasila itu meminta agar Pemilu serentak 2024 harus benar-benar diperhitungkan tepat atau tidaknya dilakukan di tengah kondisi saat ini. Di mana proses pemulihan akibat pandemi belum sepenuhnya selesai. Terlebih adanya bencana-bencana yang terjadi.
“Ini jelas harus dihitung betul apakah momentumnya tepat dalam era kita tengah berupaya recovery bersama terhadap situasi ini dan antisipasi, adaptasi dan ancaman global seperti ekonomi, bencana alam dan sebagainya,” ujar dia.