HOLOPIS.COM, JAKARTA – Aksi bom bunuh diri di area halaman Markas Polsek Astana Anyar, Kota Bandung menimbulkan banyak pertanyaan, mengapa aksi tersebut harus dilakukan dan apa latar belakangnya.

Jika dilihat dari beberapa fakta di lapangan, ternyata memang ada pemahaman yang sangat ekstrem dari pelaku teror bom tersebut. Yakni menafsirkan seruan perang terhadap Al Quran Surat At Taubah ayat 29.

Spoiler ayat di dalam surat At Taubah itu tercantum di dalam kertas yang ditempel pelaku di depan sepeda motor Suzuki Shogun yang ia gunakan untuk menuju Mapolsek Astanaanyar.

Berikut adalah isi dari Surat At Taubah ayat 29 yang dimaknai pelaku sebagai ajakan untuk memerangi orang kafir.

قَاتِلُوا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلَا يُحَرِّمُوْنَ مَا حَرَّمَ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَلَا يَدِيْنُوْنَ دِيْنَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ حَتّٰى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَّدٍ وَّهُمْ صَاغِرُوْنَ ࣖ

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang telah diberikan Kitab, hingga mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk“.

motor pelaku bom bunuh diri
Sepeda motor milik pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. [foto : Exclusive]

Sementara itu, inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menyebut bahwa salah satu kesalahan besar kelompok teroris ini salah dalam menafsirkan isi Al Quran.

“Itu adalah aktualisasi bagaimana seorang umat Islam salah dalam memahami isi Alquran. Sehingga konteks dakwah yang seharusnya malah ditafsirkan sebagai seruan perang dan merusak,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Rabu (7/12).

Sayangnya kata Habib Syakur, orang-orang seperti pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar itu masih banyak dan mereka terhimpun di dalam jaringan khusus.

“Ini satu dari sekian banyak calon pengantin (sebutan martir teroris). Kalau ini tidak dicegah dengan cepat dan serius, aksi ini tidak akan berhenti di Polsek Astana Anyar saja,” ujarnya.

Terlebih kata Habib Syakur, Desember dan Januari merupakan momentum favorit kelompok teroris untuk mengaktualisasi serangannya.

“Ini bulan Desember, ada momentum natal dan tahun baru. Semua pihak harus waspada,” tandasnya.

Lebih lanjut, Habib Syakur juga mempertanyakan sikap aparat Kepolisian khususnya Densus 88 Anti Teror yang terkesan lamban dan tidak tegas terhadap kelompok tersebut.

“Saya kira Densus 88 dan Polri terlalu bertindak dengan kehati-hatian yang sangat tinggi. Akibatnya ada aksi teror dan kasihan aparat yang jadi korban, mereka tak bersalah,” pungkasnya.