HOLOPIS.COM, JAKARTA – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menuding bahwa Kuat Ma’ruf sampai dengan saat ini tidak mau jujur dengan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua.
Kekesalan Hakim Wahyu Imam Santoso itu pun dimulai ketika jawaban Kuat Ma’ruf mengenai alasan dia menutup pintu rumah dinas Duren Tiga sesaat sebelum insiden penembakan. Padahal, diketahui tugas menutup pintu adalah tugas Kodir selaku asisten rumah tangga Ferdy Sambo.
“Saudara itu lucu, kemarin di CCTV kita lihat sama-sama Kodir nampak. Saudara mengatakan di sini saya tidak lihat Kodir. Pandai memang saudara ini,” kata hakim mendengar sejumlah jawaban Kuat seperti dikutip Holopis.com, Selasa (6/12).
Kekesalan kemudian berlanjut ketika Kuat yang menjelaskan panjang lebar mengenai peristiwa di Magelang saat diperiksa oleh Provos Polri.
“Seingat saya Provos mengatakan bagaimana kronologi kejadian? Saya balik tanya karena yang saya alami itu yang saya ikut dengan almarhum itu di Magelang bukan di Duren Tiga,” kata Kuat.
Hakim lantas meradang mendengar cerita Kuat yang dianggap tidak berkaitan dengan pertanyaan yang telah disampaikan penyidik. Dimana pada waktu itu fokus pertanyaannya adalah mengenai kejadian di Duren Tiga.
“Sekarang saudara mau cerita peristiwa seolah ada koneksinya. Saya mau ingatkan, saudara kalau bohong itu konsisten. Apa yang mau kamu buktikan di sini,” tegas hakim.
Kekesalan hakim kemudian berlanjut ketika Kuat ditanyakan mengenai apakah dia melihat Ferdy Sambo ikut menembak Yosua pada saat kejadian. Kuat Ma’ruf kemudian berdalih tidak melihat peristiwa tersebut dengan alasan jarak.
“Pernyataan kamu sama kayak Ricky, tidak tahu, tidak melihat, tidak dengar? Tadi sudah diperagakan sama Richard berdirinya Richard sama Ricky nggak jauh, tapi kalian karena buta dan tuli makanya Saudara tidak mendengar dan melihat,” seru hakim.
“Inilah yang dibilang kalian sudah rencanakan dari awal,” sambung hakim.