HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melihat perekonomian Indonesia akan terus tumbuh di tengah pelemahan ekonomi dunia, serta ancaman resesi global yang terjadi saat ini.
Gubernur BI, Perry Warjiyo memprakirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 4,7 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2024. Angka tersebut lebih tinggi dari prakiraan ekonomi dunia, dimana di tahun ini ekonomi dunia hanya tumbuh di kisaran 3 persen.
“Tahun 2024 pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi di 4,7 persen hingga 5,5 persen. Ojo dibanding bandingke lah dengan (ekonomi) dunia,” kata Perry dalam Rakornas yang dikutip Holopis.com, Selasa (6/12).
Perry kemudian menjelaskan bahwa untuk memonitor pertumbuhan ekonomi ke depan, indikator ekonomi lainnya seperti inflasi juga perlu untuk diperhatikan, Mengingat, inflasi saat ini menjadi momok menakutkan di sejumlah negara di dunia saat ini.
Menurut dia koordinasi kebijakan yang erat dengan Pemerintah Pusat dan Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID), serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) berkontribusi kuat pada terkendalinya inflasi.
Sinergi dan inovasi merupakan kunci dari prospek kinerja ekonomi Indonesia pada 2023 dan 2024 yang akan melanjutkan ketahanan dan kebangkitan ekonomi. Perry menjelaskan, dibutuhkan sinergi dan inovasi sebagai kunci untuk menghadapi gejolak global.
“Optimisme terhadap pemulihan ekonomi perlu terus diperkuat dengan tetap mewaspadai rambatan dari ketidakpastian global, termasuk risiko stagflasi (perlambatan ekonomi dan inflasi tinggi) dan bahkan resflasi (resesi ekonomi dan inflasi tinggi),” kata dia.
Disamping itu, BI sebagai pemangku kebijakan moneter di Indonesia memastikan stabilitas eksternal akan tetap terjaga. Transaksi berjalan diprakirakan berada pada kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari PDB pada 2023. Sementara neraca modal dan finansial surplus didukung PMA dan investasi portofolio.
“Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga baik dari sisi permodalan, risiko kredit, dan likuiditas,” ujar dia.
Pertumbuhan kredit juga diprediksi akan tumbuh pada kisaran 10 persen hingga 12 persen pada 2023 dan 2024.
Ekonomi dan keuangan digital juga akan meningkat pada 2023 dan 2024 dengan nilai transaksie-commercediprakirakan mencapai Rp572 triliun dan Rp689 triliun, uang elektronik Rp508 triliun dan Rp640 triliun, dan digital banking lebih dari Rp67 ribu dan Rp87 ribu triliun.