yandex
Jumat, 10 Januari 2025

Bapanas Jaga Ketat Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan Jelang Nataru

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan jelang momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Upaya stabilitas pasokan dan harga tersebut dinilai penting untuk menjadi concern, demi menjaga terkendalinya inflasi bahan makanan hingga akhir tahun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi untuk komponen pangan bergejolak (volatile food) pada November kemarin mengalami penurunan, dari yang sebelumnya 7,19 persen yoy menjadi 5,7 persen.

Menurunnya inflasi pangan bergejolak itu, kata Arief, dipengaruhi oleh deflasi beberapa komoditas pangan seperti cabai merah dan cabai rawit, masing-masing -0,08 persen dan -0,03 persen.

“Terkendalinya inflasi ini perlu kita syukuri. Tentunya ini berkat kerja bersama seluruh stakeholder terkait dari pusat hingga daerah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan tetap terjaga,” ujar Arief dalam keterangan resminya yang dikutip Holopis.com, Minggu (4/12).

Berdasarkan rilis BPS, inflasi nasional pada November 2022 berada di angka 5,42 persen secara tahunan, atau secara bulanan mengalami penurunan sebesar 5,71 persen.

Arief menjelaskan, tren penurunan inflasi dari Oktober hingga November 2022 tersebut tidak terlepas dari upaya ekstra yang dilakukan bersama melalui sinergi dengan seluruh stakeholder terkait sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Dikatakannya, ke depan pihaknya akan terus meningkatkan kerja sama dengan Kementerian, Lembaga, Asosiasi, BUMN, dan BUMD di bidang pangan.

“Secara rutin, kita lakukan meeting setiap Senin yang di arrange Menteri Dalam Negeri Pak Tito Karnavian beserta jajaran, menghadirkan Kementerian dan Lembaga, serta Pemerintah Daerah dari 38 Provinsi,” katanya.

Arief menilai langkah tersebut terbilang efektif. Bahkan Rakortas yang dipimpin Menko Perekonomian, Bank Indonesia, Kemenkeu, Kemendag, Badan Pangan Nasional dan TPIP/TPID yang menghadirkan Kepala Daerah juga terbukti dapat memperbaiki tingkat inflasi.

Lebih lanjut, dia menuturkan kondisi saat ini harus tetap diwaspadai dengan seksama, mengingat adanya potensi kenaikan permintaan bahan pangan jelang Nataru.

“Kita tidak boleh lengah, demand menjelang Nataru biasanya mengalami peningkatan, karena itu bersama stakeholder terkait, extra effort pengendalian inflasi terus digencarkan,” tutur Arief.

Arief menyebut pihaknya terus mengupayakan stabilisasi harga komoditas beras yang mengalami kenaikan harga saat ini dengan menugaskan Perum Bulog untuk memasok beras di pasar.

Dengan penyaluran tersebut, terbukti upaya kolaboratif mampu meredam peningkatan harga beras di tingkat konsumen. Meskipun harga beras mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir, namun tren kenaikan tersebut mulai melandai.

Berdasarkan data BPS, andil inflasi beras bulan November 2022 sebesar 0,37 persen turun dari bulan sebelumnya (Oktober 2022) sebesar 1,13 persen.

Selain itu, untuk menjaga keterjangkauan pangan, fasilitasi distribusi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit juga terus digencarkan untuk menjaga pasokan dan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.

“Basisnya dari pemetaan daerah surplus dan defisit, serta pemantauan harga melalui Panel Harga Pangan yang menghimpun data dari para enumerator di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi, ini terus kita lakukan monitoring harian dan menjadi early warning system untuk melakukan intervensi distribusi pangan di daerah-daerah defisit,” terangnya.

Bersamaan dengan itu, tambah Arief, NFA terus mengupayakan Gerakan Pangan Murah di seluruh penjuru daerah di Indonesia.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral