HOLOPIS.COM, JAKARTA – Praktisi hukum dan influencer di media sosial, Habib Husin Alwi Shihab tetap menilai bahwa penyelenggaraan Reuni 212 yang digelar pada hari Jumat (2/12) pagi ini merupakan ageda politik.

Hal ini disampaikannya, karena awal mula munculnya gerakan 212 adalah agenda politik praktis untuk menumbangkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Selama ini agenda-agenda reuni (212) ini kan buat agenda politik isinya. Selama ini enggak ada yang enggak politik gitu lho. Sejak kapan bukan agenda politik 212 itu?,” kata Habib Husin dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (1/12).

Ia meyakini betul, bahwa isi di dalam Reuni 212 nanti tak akan jauh dari seruan tentang politik praktis, salah satunya untuk mengampanyekan Anies Baswedan, sekalipun di dalam agenda itu panitia mengklaim tak mengundang Anies.

“Kita lihat saja nanti apa yang akan disampaikan ulama-ulama PA 212 besok. Kami pantau terus kok,” ujarnya.

Sebelumnya diketahui Sobat Holopis, bahwa Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Yusuf Martak menyampaikan bahwa pihaknya akan menggelar reuni 212 yang akan berlangsung Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur, pada Jumat (2/12) mendatang.

Yusuf selaku penangung jawab acara menegaskan, bahwa pihaknya tak memasukkan nama Anies Baswedan dalam daftar undangan reuni 212 tersebut.

“Anies Baswedan tidak usah, karena Anies kan tidak mungkin banyak doa, jadi tidak kita undang,” kata Yusuf dalam konferensi pers di Masjid Agung At-Tin, Rabu (30/11).

Dia menuturkan bahwa pihak-pihak yang diundang dalam aksi tersebut hanyalah tokoh-tokoh ulama dan habaib.

Dia memastikan bahwa pihaknya tak akan mengundang tokoh-tokoh yang berkaitan dengan politik, termasuk Anies Baswedan yang saat ini berstatus sebagai calon presiden (capres) yang akan diusung Partai Nasdem di Pilpres 2024 mendatang.

“Karena kita tidak mengundang orang-orang yang ada kaitannya dengan politik,” ujarnya.