HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyinggung soal penyelenggaraan pemilu nantinya dalam kondisi ekonomi global yang sulit diprediksi.
Oleh karena itu, ia minta semua pihak saling bahu membahu agar Pemilu 2024 nanti bisa berjalan sukses dengan segala keterbatasan ekonomi.
“Pemilu 2024 ini kita selenggarakan dalam kondisi ekonomi global yang diliputi ketidakpastian, kita harus memiliki perasaan yang sama mengenai ini,” ujar Jokowi saat memberi pengarahan dalam acara Konsolidasi Nasional dalam rangka kesiapan Pemilu serentak 2024 di Convention Hall Beach City Entertaiment Center (BCEC), Ancol, Jakarta Utara, Jumat (2/12).
Kepala Negara Indonesia itu mengatakan, bahwa saat ini sudah ada 14 negara yang masuk sebagai pasien dari IMF (International Monetary Fund) untuk dibantu. Padahal, pada krisis ekonomi tahun 1997-1998 hanya ada 5 negara saja yang dibantu oleh IMF.
“20 negara ngantri lagi di depan pintu IMF untuk minta bantuan dan 66 negara yang rentan untuk ikut lagi ngantri. Ini kita harus mempunyai perasaan yang sama kita tidak berada posisi yang normal tapi upnormal karena diawali dengan pandemi, perang di Ukraina, ketegangan geopolitik, krisis pangan energi dan finansial krisis biaya hidup di semua negara dan justru yang banyak di negara-negara maju,” jelasnya.
Akibat sulitnya kondisi dunia, kata Jokowi, semua kepala negara pun sakit kepala. Namun, menurutnya, tidak dengan Indonesia.
“Ini yang kita harus memiliki perasaan yang sama bahwa saat ini keadaan dunia sedang sulit dan semua kepala negara pusing kepalanya, Indonesia tidak,” ujar Jokowi.
Karena itu, Jokowi pun mengingatkan agar stabilitas politik untuk terus dijaga. Dia berpesan agar semua pihak sama-sama memulihkan ekonomi Indonesia.
“Pemilu 2024 diselenggarakan ekonomi global diselenggarakan dalam kondisi ekonomi global yang penuh kesuraman, kesulitan, ketidakpastian di tengah kita kerja keras untuk memulihkan ekonomi kita,” ucapnya.
“KPU harus bekerja dengan efisien, memanfaatkan anggarannya, mengatur skala prioritas yang harus,” lanjutnya.
