HOLOPIS.COM, JAKARTA – Imam Besar Front Persaudaraan Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq bin Husein bin Shihab memberikan respons terhadap statemen Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) yang menyebut bahwa ada kemungkinan besar pihak-pihak yang mendapatkan penghasilan dari rutinitas aksi unjuk rasa yang dilakukan di jalanan.
Ia menduga bahwa apa yang disampaikan oleh UBN bukan generalisasi dari aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok 212. Apalagi kata Habib Rizieq, UBN adalah salah satu tokoh yang ikut menginisiasi gerakan 212 tahun 2016 silam.
“Beliau mengkritisi yaitu tentang panitia 212, mungkin saya husnudzhon yang dimaksud adalah oknum,” kata Habib Rizieq dalam sebuah video seperti dikutip Holopis.com, Kamis (1/12).
Jika memang konteksnya adalah oknum, Habib Rizieq pun tak menampik. Sebab, setiap kali ada event aksi-aksi dan kegiatan masyarakat lainnya, bisa saja ada orang yang mencari keuntungan di baliknya.
“Ada nggak oknum yang ingin menjual suatu gerakan, selalu ada. Ada nggak oknum yang ingin menunggangi suatu aksi, selalu ada, ya ikhwan. Ada nggak oknum yang mencari keuntungan materi dari suatu acara, itu selalu ada,” ujarnya.
Bahkan kata Habib Rizieq, untuk penyelenggaraan acara Maulid Nabi Muhammad SAW pun bisa saja ada yang ingin mencari untung. Hanya saja persoalannya ada pada konteks tujuan dan cara. Untuk cara yang bagus menurutnya biasa dilakukan oleh para pedagang yang berjualan di sekitar acara aksi maupun Maulid agar mendapatkan keuntungan karena banyaknya pembeli.
“Cuma cara-cara oknum ini kan ada yang caranya bagus, ada yang caranya tidak bagus,” jelasnya.
Dan untuk cara yang buruk, salah satunya adalah mencari sumbangan yang katanya untuk acara Maulid, ternyata digunakan untuk kepentingan pribadi.
Pun demikian, Habib Rizieq pun mengajak seluruh jamaahnya untuk tetap berkhusnudzon dengan Ustadz Bachtiar Nasir, dan menjadikan statemen tersebut sebagai pengingat semua pihak khususnya mereka yang menjadi panitia aksi atau Munajat 212 agar lebih berhati-hati lagi.
“Apa yang disampaikan Ustadz Bachtiar Nasir itu mestinya kita jadikan cambuk, kita jadikan motivasi buat kita untuk menjaga kepanitiaan, jangan sampai ada oknum-oknum seperti yang beliau sampaikan tersebut ada di dalam kepanitiaan,” pungkasnya.
Statemen Ustadz Bachtiar Nasir
Sebelum diketahui Sobat Holopis, bahwa Ustadz Bachtiar Nasir atau yang populer dengan nama UBN menduga adanya proyek berbayar dalam aksi yang dilakukan oleh kelompok 212.
Pengasuh Ar-Rahman Qur’anic Learning (AQL) Islamic Center tersebut awalnya bercerita, bahwa dirinya sering ditawari jabatan komisaris di perusahaan-perusahaan yang berada di bawah naungan kelompok 212, termasuk koperasi 212.
“Semua perusahaan yang ada 212-nya, menawari saya jadi komisaris. Tapi semuanya saya tolak, termasuk koperasi 212,” kata UBN dalam tausiyahnya.
Tawaran itu ditolak lantaran dirinya tak ingin terlibat banyak dalam organisasi 212 yang menurutnya mempunyai tujuan lain, selain memperjuangkan dakwah Islamiyah.
“Kenapa saya tak mau terlibat banyak, karena dikit-dikit demo, dikit-dikit demo,” tuturnya.
Mantan Koordinator Aksi 212 yang berlangsung pada tahun 2016 itu kemudian menduga, bahwa panitia 212 saat ini memperoleh penghasilan dari aksi demonstrasi yang kerap digelar belakangan ini.
“Saya melihat, kalau orang maunya demo terus, berarti udah punya penghasilan dari situ. Kalau orang sudah sering mengerjakan sesuatu, dan lama hanya di situ mainnya, berarti punya penghasilan dari situ,” ungkapnya.
“Kalau orang demo beneran kan kapan kerjanya? Ya sesekali oke lah untuk sesuatu yang besar,” imbuhnya.
UBN pun merasa kasihan dengan massa yang terus-menerus diajak untuk menggelar aksi unjuk rasa untuk kepentingan mereka.
“Kasian dong, yang nggak punya penghasilan dari situ diajak demo melulu,” kata UBN.