HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto berharap pelaksanaan demokrasi di Indonesia tidak sebatas mengikuti kata-kata yang tercantum dalam peraturan maupun Undang-Undang.
Hal tersebut disampaikan Prabowo saat menghadiri Seminar Kebangsaan Forum Musyawarah Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ke XI di Palu, Sulawesi Tengah.
“Semangat menegakkan demokrasi jangan hanya the letter of the law atau kata-kata yang tercantum dalam Undang-Undang dan peraturan, tetapi harus the spirit of the law yaitu ruh, itikad, kehendak dari Undang- Undang yang sangat gampang diucapkan tetapi sangat berat untuk dilaksanakan,” kata Prabowo dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (28/11).
Prabowo kemudian juga menegaskan, demokrasi ujungnya adalah masalah kepemimpinan dan kehendak politik. “Kita harus benar-benar ingin membuat demokrasi sebagai cara mendapat pemimpin yang baik,” tandasnya.
Kemudian, ketika berbicara mengenai kedaulatan, mau tidak mau harus berbicara mengenai pertahanan. Hal tersebut juga tertera dalam tujuan nasional yang pertama adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
“Pertahanan yang kuat bukan untuk menyerang negara lain tetapi untuk menjaga kedaulatan bangsa dan kepentingan rakyat Indonesia,” ungkapnya.
Mantan Danjen Kopassus itu kemudian mengutip kalimat dari Thucydides ‘The strong do what they can, and the weak suffer what they must’ yang artinya yang kuat bisa berbuat sekehendaknya dan yang lemah akan menderita sebagai akibatnya. “Artinya kalau kita lemah maka bisa saja kita akan dijajah kembali,” imbuhnya.