HOLOPIS.COM, JAKARTA – Influncer Gita Savitri trending topic di Twitter Indonesia setelah ramai menjadi perbincangan netizen. Gita Savitri mengklaim Qatar seolah memanfaatkan budaya negaranya untuk membenarkan homophobia terhadap LGBT.
Hal ini bermula ketika Gita Savitri dimintai tanggapan atas aksi tutup mulutnya pemain Timnas Jerman, Die Mannschaft.
Aksi tutup mulut Timnas Jerman ini disebut-sebut menyimbolkan protes terhadap larangan atribut LGBT di Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar.
Sebagaimana diketahui Qatar memang melarang semua atribut LGBT di pertandingan Piala Dunia 2022.
“Ada satu orang yang bertanya opini gua tentang protes atau reaksi tutup mulutnya Die Mannschaft (tim sepak bola Jerman) di Qatar kemarin.”
“Jadi sebelum World Cup ini berjalan, gua mencoba untuk do my research,” terang Gita Savitri, dikutip Holopis.com dari YouTube Gita Savitri, Minggu (27/11).
Research yang dilakukan Gita Savitri pun menjadi perdebatan warganet, pasalnya beberapa warganet berkomentar tidak membenarkan LGBT. Sementara, Gita Savitri menyebut Qatar membuat homophobia terhadap LGBT, seolah-olah Gita Savitri membenarkan LGBT.
Gita Savitri juga menyinggung soal keterbukaan pemikiran dan mengajak warganet tidak boleh eksklusif.
“Kalau di Barat nih ya, ibaratnya musuh gua itu adalah orang-orang konservatif,” kata Gita.
“Orang-orang konservatif itu yang attacking identitas gua,” imbuhnya.
Di sisi lain, Gita Savitrijuga menyadari bahwa ia juga harus peduli dengan pihak lain.
“Kita nggak bisa cuma eksklusif aja, cuma fokus ke kaum kita doang.”
“Gua juga merasa gua harus bisa aware dan harus care sama grup-grup lain”
“Contohnya gua feminist, I’m trying to fight against patriarchy, gua juga harus aware sama isu kelas,” jelasnya.
Gita Savitri pun memberikan penjelasan dan berbagai pandangannya, termasuk dengan terbuka pada berbagai hal.
Terutama untuk budaya Jerman dan kenyamanan yang ia dapat dengan tinggal di sana. Sebagaimanana diketahui, Gita Savitri adalah YouTuber Indonesia yang memilih tinggal menetap di Jerman
Gita Savitri mengatakan bahwa orang yang bersifat open minded membuat masyarakat muslim nyaman di Jerman.
“Orang-orang open mindedlah yang ngebikin gua itu bisa tinggal nyaman di Jerman.”
“Orang-orang open mindedlah yang bikin muslim-muslim itu banyak yang bisa nyaman,” tuturnya.
Gita juga menyampaikan bahwa di Jerman, ia bisa merasa lebih baik dan damai jika dibandingkan dengan negara asalnya (Indonesia).
“Bisa hidup senormal aja, damai aja di negara-negara yang bukan negara asal (Indonesia),” tegasnya.