Review Film Molly Maxwell, Cinta Terlarang Guru dan Murid yang Berujung Bittersweet

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Film yang mengangkat skandal percintaan seperti hubungan terlarang antara guru dan murid bukan sesuatu yang baru lagi.

Namun film asal Kanada berjudul Molly Maxwell ini memberikan gambaran baru dan pelajaran yang mendalam bagi para penontonnya dengan mengangkat tema tersebut.

Dibintangi oleh Lola Tash dan Charlie Carrick, film ini fokus pada remaja usia 16 tahun Molly yang sedang menempuh pendidikan di SMA.

Molly adalah anak dari keluarga berkecukupan yang menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah spesial dengan konsep santai dan memiliki hubungan yang dekat dengan guru-gurunya.

Molly adalah murid yang pintar tetapi cenderung masih mencari jati diri. Kemudian, hidup Molly mulai berubah ketika muncul kedatangan guru Bahasa Inggris muda yang masih berusia 26 tahun, bernama Ben.

Langsung tertarik dengan Ben yang tampan, Molly si remaja yang penuh dengan rasa penasaran pun mendekati Ben. Ben yang masih muda meskipun berusaha untuk melawan keinginannya, tak bisa menolak Molly dan ikut terjebak dalam hubungan terlarang tersebut.

Meskipun mengangkat tema kontroversial, namun film yang disutradarai oleh Sara St. Onge ini menceritakan bahwa terkadang, cinta yang dianggap tabu oleh orang banyak bisa jadi bagian dari pelajaran hidup seseorang.

Film ini juga berhasil menggambarkan proses ketertarikan yang berawal seolah tidak berdosa kemudian menjadi sesuatu yang keduanya sadar adalah sebuah kesalahan.

Meskipun akhir dari film ini bisa ditebak, namun perpisahan keduanya tetap menyisakan rasa nyesek di hati para penonton.

Ben pun menulis sebuah lagu untuk mengenang Molly, dan Molly kembali menjadi remaja yang masih tumbuh kembang dengan segala rasa penasarannya pada hal-hal baru.

Holopis.com memberikan nilai film ini 8.5/10. Sebuah film yang lebih seru ditonton sendiri di laptop, lengkap dengan earphone.