HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gempa bumi yang melanda wilayah Cianjur pada Senin (21/11), menimbulkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. Menurut Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Irwan Meilano, ST MSc ada yang bisa dijadikan bahan pelajaran. Khususnya, dalam pengelolaan tata ruang dan kaidah pembangunan di setiap daerah.

Concern utama berada di pemerintah dan pemda, perlu ada upaya untuk memahami bahwa daerah tersebut memiliki potensi gempa. Penataan ruang dan kaidah pembangunan yang dilakukan tiap daerah harus disesuaikan dengan struktur geologinya serta jaraknya dari sumber gempa,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Holopis.com, Selasa (22/11).

Selain itu, masyarakat juga harus punya pengetahuan tentang literasi wilayah yang mereka tempati untuk tinggal. Apakah wilayah tersebut rawan gempa atau tidak, sehingga mitigasi bisa dilakukan.

Ia juga menjelaskan, ada waktu untuk evakuasi yang berkisar 30 menit setelah gempa atau disebut golden time. Hal yang dapat dilakukan setelah bencana terjadi adalah memberikan respons yang terbaik.

“Kita harus belajar dari Jepang dalam memanfaatkan golden time ini. Rumah sakit darurat, pengungsian sementara, air dan sanitasi yang baik, mulai dipersiapkan sekarang. Jika hanya fokus pada yang terluka, lantas mengesampingkan hal-hal vital yang harus dipersiapkan, maka orang yang selamat pun dapat menjadi korban selanjutnya,” kata Irwan.

Irwan berharap dengan peristiwa yang sudah terjadi, semua pihak bisa belajar untuk mengantisipasi hal serupa terjadi di kemudian hari agar tidak ada lagi korban jiwa.