HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membantah data yang disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengenai jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur.
Dalam pernyataan yang disampaikan BNPB, Selasa (22/11), Ridwan Kamil menyampaikan data yang belum terverifikasi lebih lanjut.
“Data tervalidasi di BNPB masih di angka 62. Kami sudah crosscheck surat tersebut, dari BPBD menyampaikan tambahan 100 korban MD belum bisa diverifikasi,” tulis keterangan BNPB seperti dikutip Holopis.com.
“Apabila ada perubahan data akan kami update lebih lanjut,” sambungnya.
Warga meninggal tersebut berdasarkan data BNPB tersebar di Desa Rancagoong di Kecamatan Cilau, Desa Limbagansari di Kecamatan Cianjur, dan Kecamatan Cugenang.
Selain itu, 25 orang tercatat masih tertimbun runtuhan bangunan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. 79 orang lainnya luka-luka. Warga mengungsi dilaporkan sebanyak 5.389 orang yang tersebar di beberapa titik.
Sebelumnya diberitakan, Provinsi Jawa Barat menyampaikan bahwa korban meninggal akibat gempa di Cianjur telah mencapai 162 jiwa.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, dari data yang dimiliki sementara, jumlah korban tersebut paling banyak adalah anak-anak.
“Tercatat di call center dari BPBD, ada 162 yang meninggal dunia, 326 luka Lika mayoritas patah tulang dan berhubungan luka-luka karena tertimpa atau karena benda tajam,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil pun menjelaskan, penyebab korban dari usia anak-anak dikarenakan waktu kejadian bersamaan dengan aktifitas mereka sewaktu kejadian yang bersamaan dengan waktu sekolah.
“Mayoritas yang meninggal anak anak. Prihatin juga karena peristiwa terjadi saat anak anak sedang di sekolah umum melanjutkan pelajaran sekolah di madrasah. Sehingga banyak kejadian terjadi di beberapa pesantren,” jelasnya.