HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 140 kali gempa susulan (aftershock) di Cianjur hingga Selasa (22/11) pukul 16.00 WIB.
Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut bahwa frekuensi kejadian itu terus menunjukkan penurunan. Artinya, kejadian gempa susulan sudah tidak sesering Senin (kemarin).
“Gempa susulan sampai dengan 22 November 2022 pukul 16.00 WIB, BMKG mencatat sebanyak 140 kali gempa susulan dengan frekuensi kejadian yang terus menurun,” kata Daryono dalam keteranganya yang dikutip Holopis.com, Selasa (22/11).
BMKG mencatat jumlah gempa susulan setiap enam jam. Pada enam jam pertama, gempa susulan terjadi hingga sebanyak 62 kali, kemudian 39 gempa pada enam jam kedua. Jumlah itu terus menurun hingga sekarang.
Sebelumnya, telah terjadi gempa tektonik berkekuatan magnitudo (M) 5,6 mengguncang wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin kemarin, pukul 13.21 WIB.
Akibat gempa tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 268 jiwa.
Selain itu, tercatat 1.083 korban luka-luka, baik luka ringan hingga luka berat. Ada kurang lebih 58.362 korban yang mengungsi di posko.